Selasa, 19 Februari 2019 08:47

Begini Cara Media Sosial Merusak Kesehatan Mental

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Media sosial rasanya sudah menjadi bagian dari kehidupan zaman sekarang.

RAKYATKU.COM - Media sosial rasanya sudah menjadi bagian dari kehidupan zaman sekarang. Tak heran, mayoritas orang Indonesia punya akun yang terdaftar di salah satu platform media sosial.

Tidak dimungkiri, media sosial memang sudah menjadi “konsumsi” siapa saja, mulai dari anak hingga mereka yang sudah lanjut usia. Dari pandangan medis, media sosial itu sendiri sebenarnya seperti pisau bermata dua: bisa bermanfaat, bisa juga memberikan dampak buruk pada penggunanya.

Dari segi manfaat, penggunaan media sosial bisa dijadikan sebagai lahan untuk promosi bisnis atau melakukan berbagai kampanye positif. Dari segi mudarat atau dampak buruknya, salah satu keadaan yang sangat mungkin terjadi adalah gangguan kesehatan mental.

Media sosial dan gangguan mental

Media sosial memungkinkan Anda terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia, dengan teman lama atau yang baru saja bersua. Akan tetapi, tak jarang pula ditemukan pengguna media sosial yang hanya memiliki teman “maya”. Mereka hanya memiliki teman di media sosial, namun tidak dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Di samping itu, banyak pula pengguna media sosial yang selalu memamerkan kebahagiaan, padahal kehidupan yang ia jalani tidaklah sebahagia seperti yang dipamerkan.

Hal-hal tersebut harus segera dihentikan atau diupayakan untuk diperbaiki. Pasalnya, jika dibiarkan secara berkelanjutan, yang terjadi kemudian adalah:

1. Masalah percaya diri

Kebanyakan media sosial saat ini berisi kegiatan traveling, makan di restoran mewah, berbelanja barang mewah, dan melakukan kegiatan menyenangkan lainnya.

Hal-hal seperti ini bisa menimbulkan perasaan iri dan penurunan rasa percaya diri pada yang melihatnya, karena mereka merasa hidupnya tidak menyenangkan seperti orang-orang lain yang selalu tampak bahagia di media sosialnya.

2. Tidak memiliki teman nyata

Banyaknya teman di media sosial tidak berkolerasi dengan teman di kehidupan nyata. Mayoritas orang yang lebih mementingkan hubungan dengan teman-teman di dunia maya tidak memiliki waktu untuk menjaga hubungan dengan teman-teman nyata dalam di kehidupannya.

Sibuk melihat handphone hingga saat berjalan lupa menyapa orang-orang di sekitarnya. Bahkan secara tidak sadar, rasa empati orang tersebut terus terkikis. Buktinya, saat ada kecelakaan, yang dilakukan adalah merekam atau mengambil gambar, bukannya membantu korban.

Dilansir laman Klikdokter, hal-hal tersebut akan menyebabkan Anda kehilangan teman dalam kehidupan nyata. Padahal, teman yang nyata adalah hal yang Anda butuhkan di saat sedih atau susah.

Itulah sebabnya, meski memiliki banyak teman di media sosial, bukan berarti Anda bisa melupakan teman-teman yang ada di kehidupan nyata. Anda harus bisa mengaturnya secara seimbang.

3. Merusak momen dan memori

Saat berlibur ke suatu tempat, Anda mungkin akan sibuk mencari lokasi foto yang bagus. Sebagian besar waktu juga mungkin Anda habiskan untuk mengambil gambar agar bisa diunggah dan mendapatkan tanggapan dari teman-teman di media sosial. Secara tidak sadar, hal-hal tersebut telah membuat Anda kehilangan momen liburan.

Tak cuma itu, terlalu fokus terhadap media sosial saat liburan atau melakukan suatu hal juga bisa membuat Anda betul-betul tidak mendapatkan pengalaman maupun memori tentang saat-saat tersebut.

4. Mengganggu tidur dan produktivitas

Saat ini banyak orang yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk berselancar di media sosial, bahkan menjelang waktu tidur. Jika hal tersebut dilakukan secara berkelanjutan, bukan tak mungkin produktivitas dan waktu tidur akan benar-benar terganggu.

Pada tahap lanjut, kualitas tidur yang tidak terjaga dengan baik dapat menyebabkan terjadinya gangguan cemas hingga depresi.