Minggu, 10 Februari 2019 21:23

Disebut Ikut Aniaya Taruni, Petinggi ATKP Makassar: Silahkan Dilaporkan

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kampus ATKP Makassar. (Foto: Arfa Ramlan/Rakyatku.com)
Kampus ATKP Makassar. (Foto: Arfa Ramlan/Rakyatku.com)

Pembantu Direktur (Pudir) III ATKP Makassar, Irfan, disebut-sebut ikut menganiaya salah seorang taruni ATKP Makassar hingga kaki dan pinggang lebam.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pembantu Direktur (Pudir) III Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Irfan, disebut-sebut ikut menganiaya salah seorang taruni ATKP Makassar hingga kaki dan pinggang lebam.

Hal tersebut lantas dibantah Irfan saat dikonfirmasi Rakyatku.com, Minggu (10/2/2019). Menurutnya, benar jika ia melakukan penganiayaan kepada anak didiknya.

Irfan pun mengaku pernyataannya bisa dibuktikan dan dipertanggung jawabkan. Bahkan, ia menantang orang yang menyebutkan dirinya menganiaya taruni untuk melapor ke pihak berwajib.

"Kaget juga kalau ada yang mengatakan seperti itu. Kkami berharap harus bisa dibuktikan dan dipertanggungjawabkan. Jika nama saya dikatakan ikut melakukan tindakan kekerasan, silahkan dilaporkan dengan resmi sesuai dengan prosedur yang berlaku," kata Irfan.

Sebelumnya diberitakan, Pudir III ATKP Makassar Irfan disebut namanya telah menganiaya seorang taruni (siswa perempuan) di ATKP Makassar di depan seluruh taruna-taruni tingkat satu dan tingkat dua.

"Jadi informasi saya dapatkan bahwa seorang taruni di satu tingkat dengan Aldama disiksa oleh Irfan saat apel bersama, dia disiksa di depan teman dan senior-seniornya. Ini bukan lagi pendidikan tapi penyiksaan, sangat biadab mereka kalau begini, " kata ayah almarhum Adlama Putra, Pelda Daniel Pongkala saat ditemui di kediamannya.

Pudir III ATKP Makassar Irfan menganiaya taruni tersebut, karena orang tuanya telah mengetahui bahwa ia telah disiksa sehingga kaki sampai pinggangnya mengalami luka lebam-lebam. 

"Jadi begini, kemarin orang tua taruni mengetahui, bahwa anaknya ini disiksa. Itu dari luka di kaki sampai pinggangnya. Saat apel taruni ini dipanggil ke depan oleh Irfan, dan langsung menganiaya serta memukul taruni ini di depan seluruh peserta apel," jelasnya. 

Perbuatan seperti ini menurutnya, bukan lagi perbuatan seorang pejabat kampus. Pasalnya, seorang pejabat kampus harusnya melindungi anak didiknya. Namun, malah pejabat kampus sendiri yang melakukan tindak kekerasan terhadap anak didiknya. 

"Ini yang dicontoh oleh taruna-taruni, karena mereka sendiri yang memperlihatkan kepada taruna-taruni. Di militer saja tidak ada seperti ini, harusnya mereka memberikan dan memperlihatkan contoh yang bagus kepada taruna-taruni," tutupnya.