RAKYATKU.COM, BANTAENG - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng telah melakukan beberapa langkah guna mengantisipasi dan mengatasi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng, Andi Ihsan, telah menyurat kepada seluruh kepala Puskesmas se-Kabupaten Bantaeng perihal kewaspadaan dini penyakit DBD. Hal itu atas menindaklanjuti surat Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel tentang kesiapsiagaan peningkatan kasus DBD.
Adapun beberapa langkah pencegahan yang dilakukan Dinkes Bantaeng. Di antaranya melakukan fogging pencegahan DBD pada daerah endemis/rentan berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti. Salah satunya di Kampung Kayangan, Borong Kalukua (borkal), dan beberapa daerah di Bantaeng.
Dinkes Bantaeng pun melakukan kegiatan abatesasi, dengan cara membagikan abate ke masyarakat untuk ditaburkan di tempat yang rentang terjadinya perindukan nyamuk pembawa virus dengue tersebut.
Selain itu, dilakukan pula kegiatan penyuluhan masyarakat lewat posyandu, sekolah, masjid, dan tempat-tempat umum lainnya.
Sebelum dilakukan kegiatan fogging fokus, Dinkes Bantaeng melakukan kegiatan penyelidikan epidemiologi pada daerah kasus DBD.
Serta berkoordinasi dengan lintas sektor terkait untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN DBD) dengan Gerakan 3M Plus dan Gerakan Jumat Bersih pada daerah endemis DBD diwilayah kerja masing-masing Puskesmas.
Andi Ihsan mengungkapkan, bahwa kasus DBD di Kabupaten yang dijuluki Butta Toa ini mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir.
"Berdasarkan data Pengelola Program Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten Bantaeng, kejadian kasus DBD dua tahun terakhir yakni tahun 2017 sebanyak 198 kasus dan tahun 2018 ada 80 kasus," katanya, Jumat (1/2/2019).
kejadian kasus DBD sepanjang Januari 2019 ini, kata Andi Ihsan, mengalami penurunan sebanyak 50 persen. "Pada Januari tahun 2018 tercatat ada 22 Kasus DBD, sedangkan untuk Bulan Januari 2019 tercatat 11 kasus DBD, dan nihil angka kematian karena DBD," ungkapnya.