RAKYATKU.COM, MAROS — Curah hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir di Kabupaten Maros, membuat perkembangan nyamuk penyebar virus dengue kian tinggi.
Seperti yang terlihat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salewangan, Selasa (29/01/19), puluhan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) dirawat, pasien didominasi anak-anak.
Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Maros, Sitti Maryam menjelaskan penyakit DBD dikabupaten Maros mewabah sejak November lalu, namun pada Januari ini meningkat dikarenakan curah hujan dan pengaruh iklim yang berubah.
"Sejak November lalu tercatat 20 kasus terjangkit virus DBD, Desember 26 kasus dan Januari cukup meningkat. yang sudah pulang 61 kasus dan saat ini masih ada 7 orang yang dirawat didominasi oleh anak-anak," jelas Jelas Maryam.
Dikatakan Maryam, wabah penyakit DBD di Kabupaten Maros meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu, penyebab penyakit ini dikarenakan virus dengue dari gigitan nyamuk aedes aegypti.
"Dari seluruh pasien DBD yang dirawat, ada 1 pasien yang meninggal dunia yaitu bayi berumur 8 bulan, waktu pasien tersebut masuk kami sudah tangani hanya dia masuk ke rumah sakit dengan kondisi sudah shock," bebernya.
Sementara itu, salah satu orang tua pasien DBD bernama Anti dari Kecamatan Bontoa mengatakan anaknya dirawat sejak 4 hari lalu setelah sebelumnya dirawat di Puskesmas.
"Sudah 4 malam di sini, sebelumnya di Puskesmas barandasi 2 malam, mungkin anakku terkena DBD pasca rumah terendam banjir, karena memang selama musim hujan ini nyamuk banyak sekali, apalagi rumah di dekat lahan persawahan di kecamatan Bontoa, tapi alhamdullillah saat ini sudah mendingan," ujar Anti.
Tingginya kasus DBD di Maros tahun ini membuat Dinas kesehatan Kabupaten Maros mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan. Jika terdapat kasus DBD, maka segera laporkan agar Dinas Kesehatan Maros mengambil tindakan untuk melakukan fogging atau pengasapan.