Sabtu, 05 Januari 2019 14:43

Materi Debat Capres-Cawapres Mirip Soal Ujian Murid Kelas 1 SD

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ketua KPU RI, Arief Budiman
Ketua KPU RI, Arief Budiman

Debat capres-cawapres dikonsep berbeda dengan Pilpres sebelumnya. Kali ini, pertanyaannya dibuat mirip dengan soal ujian murid kelas satu sekolah dasar (SD).

RAKYATKU.COM - Debat capres-cawapres dikonsep berbeda dengan Pilpres sebelumnya. Kali ini, pertanyaannya dibuat mirip dengan soal ujian murid kelas satu sekolah dasar (SD).

Ketua KPU RI, Arief Budiman mengatakan, daftar pertanyaan yang akan ditanyakan saat debat akan diserahkan lebih awal kepada pasangan capres-cawapres. Dengan demikian, mereka bisa menyiapkan jawabannya saat debat.

Ada 20 pertanyaan yang diserahkan kepada pasangan capres-cawapres. Namun, saat debat, hanya tiga pertanyaan di antaranya yang akan diajukan. Pertanyaan itu akan dipilih secara acak oleh moderator.

"Mereka kan enggak tahu apa yang akan ditanyakan karena kan itu seperti bank soal gitu," ujar Ketua KPU Arief Budiman kepada wartawan di Hotel Mandarin Oriental, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (5/1/2019).

Pola ini mirip dengan ujian bagu murid kelas satu SD. Sebelum ujian, guru atau wali kelasnya biasanya memberikan kisi-kisi berupa daftar pertanyaan. Di rumah, mereka mencari jawabannya pada buku cetak.

Pada saat ujian, pertanyaannya persis dengan kisi-kisi tersebut. Dengan demikian, hanya murid yang benar-benar tidak mengerjakan kisi-kisi itu yang mendapatkan nilai buruk.

Ketika naik kelas 2 SD, polanya tetap sama. Masih ada kisi-kisi dalam bentuk pertanyaan. Biasanya ada 10 pertanyaan. Namun, soalnya diubah dalam bentuk pilihan ganda. Tetapi, materinya tetap mengacu pada kisi-kisi tersebut.

Arief menjelaskan, pertimbangan memberikan daftar pertanyaan debat capres ini, agar paslon dapat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan data. Sehingga visi-misi dan program paslon dapat tersampaikan.

"Pertimbangan penting pertama yaitu, debat itu sebetulnya salah satu metode kampanye dan tujuan kampanye itu sendiri itu kan untuk menyampaikan visi-misi program masing-masing paslon kepada publik. Nah kalau ada pertanyaan-pertanyaan yang enggak bisa dijawab detailkan pertanyaan itu terkait data dan segala macam dan itu tidak bisa dijawab dengan detail," tuturnya.

"Itu sebenarnya tujuan inti dari kampanye itu sendiri nggak tercapai karena tujuan inti dari kampanye itu adalah penyampaian visi-misi program masing-masing paslon," sambungnya. 

Selain pertanyaan dengan metode terbuka, pertanyaan dengan metode tertutup juga akan dilakukan dalam debat. Nantinya pertanyaan ini disampaikan paslon kepada paslon lain. 

"Tertutup itu berasal dari masing-masing paslon, 01 mengajukan kepada 02 kemudian 02 mengajukan pertanyaan ke 01. Ini kan nggak ada yang tahu pertanyaannya seperti apa," tuturnya.