RAKYATKU.COM --- Gao Chengyong (54) dikenal dengan sebutan "Jack The Ripper" di Tiongkok. Korbannya ada 11 orang. Semuanya perempuan, mereka diperkosa dan dibunuh.
Gao Chengyong dieksekusi mati setelah tiga dekade sejak pembunuhan pertama yang ia lakukan. Dia dikenal sebagai pemerkosa terkejam di Tiongkok dan akhirnya dieksekusi mati pada 3 Januari 2019.
Seperti yang dilansir media China, People's Daily, nama Gao, sempat menghebohkan China, setelah mengakui telah memerkosa dan membunuh 10 wanita dan satu anak perempuan.
Gao, menjadi pelaku pemerkosaan berantai pada rentang 1988 dan 2002 dengan modus yang khas. Dia selalu menyasar wanita yang memakai baju merah. Gao mengikuti targetnya sampai ke rumah. Lalu dia memerkosa dan membunuhnya dengan cara sadis.
Seringkali, Gao menggorok leher, bahkan memutiliasi jenazah korban. Satu korban Gao, adalah anak perempuan berusia 8 tahun. Gao sendiri baru ditangkap pada 2016
Kabar eksekusi mati Gao Chengyong disampaikan oleh pengadilan kota Baiyin, provinsi Gansu melalui akun Weibo resminya.
Gao Chengyong menjadi pelaku pemerkosaan sekaligus pembunuhan berantai pada rentang tahun 1988 hingga 2002 di provinsi Gansu dan kota Baotou Mongolia Dalam.
Pengadilan Rakyat Tingkat Menengah Baiyin menjelaskan bahwa pihak kepolisian telah mencurigai Gao sejak tahun 2004 silam.
Saat itu, polisi untuk pertama kalinya menyimpulkan bahwa seluruh pembunuhan yang telah terjadi terkait satu sama lain.
"Pelaku memiliki penyimpangan seksual dan membenci wanita," ujar polisi pada tahun 2004 silam seperti yang dikutip Grid.ID dari The Daily Telegraph.
Pihak kepolisian pun sempat menawarkan hadiah sebesar 200 ribu yuan atau sekitar 30 ribu dollar bagi pemberi informasi terkait keberadaan Gao Chengyong.
"Dia tertutup dan tidak ramah, tetapi sabar," tambah pihak kepolisian.
Awalnya tak ada yang menduga bahwa Gao telah melakukan pembunuhan berantai yang amat sadis. Sebab, dirinya dikenal sebagai pria pemilik toko kelontong yang baik.
Aksi sadis Gao terungkap setelah salah seorang kerabat Gao terlibat kejahatan kecil.
Polisi mengumpulkan dan melakukan uji DNA terhadap kerabat Gao tersebut dan menemukan kemiripan dengan DNA pelaku pembunuhan berantai yang tengah mereka incar.
Setelah menemukan kecocokan antara DNA Gao dengan sang pelaku pembunuhan berantai, akhirnya Gao ditangkap pada tahun 2016 saat sedang berada di toko kelontongnya. Pada bulan Maret 2018 lalu, Gao akhirnya divonis hukuman mati oleh pengadilan.