RAKYATKU. COM, MAKASSAR – Suasana halaman Sekolah Islam Athirah Bukit Baruga tampak meriah pagi itu. Ratusan siswa berbaris rapi dengan kostum yang mencuri perhatian—ada yang berseragam dokter, pilot, tentara, bahkan pemadam kebakaran. Di antara tawa dan sorak kecil, terselip semangat besar: merayakan Hari Sumpah Pemuda dengan cara yang penuh makna.
Perayaan yang digelar pada Selasa (28/10) itu bukan sekadar kegiatan rutin tahunan. Bagi para guru dan siswa, momentum ini adalah sarana untuk menumbuhkan kembali semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air di tengah era digital yang kian individualistik.
“Kami ingin anak-anak belajar memahami makna perjuangan dan persatuan sejak dini. Dengan mengenakan pakaian profesi, mereka belajar bermimpi, menatap masa depan dengan optimisme, serta memahami bahwa cita-cita harus diiringi dengan semangat kebinekaan,” tutur Taswil Mardi, Kepala Sekolah SD Islam Athirah Bukit Baruga, saat ditemui di sela kegiatan.
Simbol Nasionalisme dari Batik hingga Profesi
Tak hanya siswa, seluruh guru dan staf turut berpartisipasi dalam upacara peringatan Sumpah Pemuda. Dengan kompak mengenakan batik, para pendidik menjadi teladan dalam menanamkan rasa nasionalisme kepada murid-muridnya.
Warna-warni batik berpadu dengan kostum profesi menciptakan suasana hangat dan inklusif. Seorang siswa kelas empat, Aira, tampak antusias mengenakan seragam pilot. “Saya ingin jadi pilot supaya bisa keliling Indonesia,” ujarnya polos. Bagi Taswil, ungkapan sederhana itu justru menggambarkan makna Sumpah Pemuda yang sesungguhnya—semangat untuk maju, bersatu, dan berkontribusi bagi bangsa.
Baca Juga : Sekolah Islam Athirah Resmi Hadirkan Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (KHAS)
Nilai Kebangsaan yang Ditanam Lewat Pengalaman
Kegiatan di Sekolah Islam Athirah tidak hanya berhenti pada upacara atau simbol pakaian. Para guru mengajak siswa memahami nilai-nilai perjuangan melalui diskusi ringan, permainan edukatif, dan refleksi singkat tentang isi Sumpah Pemuda.
“Kami tidak ingin anak-anak hanya menghafal tiga butir Sumpah Pemuda. Kami ingin mereka merasakannya—bahwa perjuangan, persatuan, dan cita-cita itu hidup dalam keseharian,” kata Taswil.
Para guru juga menjadi figur panutan. Mereka memberikan contoh bagaimana bekerja sama, menghargai perbedaan, dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan. Semua itu sejalan dengan visi Sekolah Islam Athirah untuk mencetak generasi berkarakter, beriman, dan cinta tanah air.
Menanamkan Semangat dari Sekolah untuk Indonesia
Perayaan Sumpah Pemuda di Sekolah Islam Athirah menjadi bukti bahwa nilai nasionalisme dapat tumbuh kuat melalui pendidikan yang menyenangkan dan bermakna. Melalui pendekatan pengalaman langsung, sekolah ini berkomitmen mencetak peserta didik yang bukan hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan semangat persatuan.
Baca Juga : Sambut Milad ke-41, Sekolah Islam Athirah Ajak Stakeholder Pendidikan Kolaborasi
“Menjadi pemuda berarti siap berjuang dan berkarya untuk bangsa. Semoga semangat Sumpah Pemuda ini terus hidup di hati anak-anak kita,” tutup Taswil dengan penuh harap.