RAKYATKU.COM, BANJARBARU - Advance Training (LK III) Badko HMI Kalimantan Selatan (Kalsel) membahas isu mahalnya biaya pendidikan tinggi. Sorotan itu disampaikan Sekretaris Umum HMI Cabang Pangkep, Aminatuzzuhriah, yang menegaskan pendidikan adalah hak, bukan privilese.
Aminatuzzuhriah mengatakan, jargon Indonesia Emas 2045 hanya akan jadi slogan jika akses pendidikan masih terbatas. Menurutnya, pendidikan tinggi bukan barang mewah yang hanya bisa dibeli kalangan tertentu.
"Pendidikan tinggi bukan barang mewah. Negara wajib hadir memastikan keterjangkauannya. Tanpa itu, kita hanya membangun menara emas di atas fondasi rapuh," kata Aminatuzzuhriah dalam kegiatan yang berlangsung di Asrama Haji Embarkasi Kalsel, 31 Agustus-7 September 2025.
Dia menyoroti biaya kuliah yang kian mencekik generasi muda. Menurutnya, mimpi melahirkan generasi emas akan sulit tercapai jika pintu pendidikan justru dipagari UKT yang mahal.
"Kita sedang berlari menuju Indonesia Emas, tetapi sayangnya lintasan itu dipenuhi palang-palang biaya kuliah yang kian mencekik. Generasi muda diminta menjadi emas, tapi pintu untuk menempanya justru dikunci rapat dengan besi bernama UKT. Apakah logis kita diminta melompat tinggi, sementara pijakan kita semakin dilubangi?" ungkapnya.
Aminatuzzuhriah menilai pendidikan seharusnya menjadi jembatan sosial untuk mengangkat anak bangsa dari kemiskinan. Namun, kini jembatan itu berubah menjadi gerbang tol yang hanya bisa dilewati mereka yang punya modal.
"Bayangkan, konstitusi menjanjikan pendidikan untuk semua, tetapi di lapangan, kuliah menjadi mimpi mahal. Akankah kita biarkan Indonesia Emas hanya menjadi proyek retorika, sementara generasi mudanya disuruh menonton dari luar pagar kampus?" tegasnya.
Dia pun menutup dengan seruan moral. "Jika negara terus abai, maka tugas mahasiswa bukan sekadar belajar, tapi juga menjaga agar pendidikan tidak tergadai. Indonesia tidak akan pernah emas, jika masa mudanya disandera di meja administrasi kampus," ucapnya.