Selasa, 19 Agustus 2025 17:04
KONEKSI- Kolaborasi Riset Perubahan Iklim antara pemerintah Sulsel dan Australia
Editor : Lisa Emilda

RAKYATKU.COM, MAKASSAR-- KONEKSI, sebuah inisiatif kolaborasi di sektor pengetahuan dan inovasi yang menjembatani kemitraan antara Australia dan Indonesia, resmi memulai rangkaian Knowledge and Innovation Exchange (KIE) 2025 di Kota Makassar. Forum ini menjadi tindak lanjut dari pengembangan 38 proyek kemitraan riset di bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim (ECC) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

 

Kegiatan KIE 2025 terdiri dari tiga rangkaian acara, yakni Roadshow Makassar, Roadshow Surabaya, dan Summit di Jakarta. Makassar dipilih sebagai kota pembuka karena mewakili pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus memiliki karakteristik sosial-ekologis yang khas, seperti kerentanan terhadap perubahan iklim dan risiko bencana.

Lebih dari 200 peserta hadir dalam forum ini, mencakup perwakilan pemerintah daerah dan pusat, akademisi, organisasi internasional, media lokal, masyarakat sipil, mitra riset, serta Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT).

Baca Juga : Sambut Tahun Baru, Hotel Whiz Prime Sudirman Makassar Siapkan Paket Terjangkau

Komitmen Australia–Indonesia Hadapi Perubahan Iklim

 

Konsul Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias, menegaskan pentingnya forum ini dalam memperluas ruang kolaborasi riset dua negara.

“Pemerintah Australia memiliki kerja sama erat dengan Indonesia di bidang pendidikan tinggi dan riset. Lewat KONEKSI, kami mendukung 38 proyek riset kolaboratif untuk merespons perubahan iklim di Indonesia timur. Harapannya, roadshow KIE di Makassar ini dapat memperkuat pertukaran pengetahuan sekaligus memperdalam pemahaman bersama tentang strategi menghadapi perubahan iklim,” ujar Todd.

Baca Juga : JEC-Orbita @ Makassar Luncurkan Layanan ReLEx® SMILE

Dari sisi pemerintah daerah, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Jufri Rahman menegaskan keseriusan Pemprov Sulsel dalam mengintegrasikan isu perubahan iklim dalam kebijakan pembangunan.

“Dalam RPJMD Sulawesi Selatan 2025–2030, kami memasukkan prioritas pembangunan infrastruktur yang tangguh bencana sekaligus mendukung SDGs. Pemerintah daerah juga memperkuat jejaring kolaborasi dengan akademisi, masyarakat sipil, hingga peneliti, agar inovasi lokal dan kearifan masyarakat bisa menjadi basis kebijakan yang inklusif,” jelasnya.

Sinergi Pengetahuan dan Kebijakan

Baca Juga : Update Peringatan Dini BMKG: Makassar Masih Berpotensi Hujan Lebat

Forum ini juga menekankan peran sinergi pengetahuan dengan kebijakan publik. Plt Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, menekankan pentingnya menghubungkan hasil riset dengan kebutuhan kebijakan.

“Ada tiga tantangan utama yang perlu dijembatani, yaitu memastikan riset menghadirkan solusi nyata, menghubungkan data berbasis bukti dengan kebijakan relevan, serta menghadirkan momentum tepat agar hasil penelitian benar-benar terintegrasi ke dalam perancangan kebijakan,” jelasnya.

Selain itu, sesi diskusi turut menyoroti pemberdayaan masyarakat berbasis inklusif, termasuk peran perempuan dan kelompok rentan dalam memperkuat ketahanan iklim di Indonesia Timur.

Baca Juga : Dinilai Efek Stadion, Sepak Bola Porprov Parepare Kalahkan Makassar 2 -0 dengan 10 Pemain

Fokus pada GEDSI di Hari Kedua

Roadshow Makassar KIE akan berlanjut hingga hari kedua, dengan fokus mendalami narasi Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI). Forum eksklusif ini dihadiri 50 peserta terpilih yang terdiri atas mitra riset ECC, pemerintah nasional dan daerah, organisasi masyarakat sipil, sektor industri, dan tim KONEKSI.