RAKYATKU.COM, MAKASSAR — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, kembali menegaskan komitmennya dalam membangun stadion bertaraf internasional di kawasan Untia, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
Hal ini disampaikan saat memaparkan proyek investasi unggulan bertajuk Makassar Untia Stadium dalam forum Final South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) yang digelar di Hotel Novotel Grand Shayla, Makassar, Senin (4/8/2025).
Munafri menggarisbawahi urgensi pembangunan stadion baru. Sejak 2020, Makassar mengalami kekosongan infrastruktur olahraga, khususnya stadion yang layak digunakan untuk pertandingan nasional dan internasional.
Baca Juga : Wali Kota Munafri Ingin PT BPR Kota Makassar Jadi BUMD Modern dan Tingkatkan Inovasi
Akibatnya, klub legendaris PSM Makassar harus mencari markas sementara di luar kota. Padahala, Kota Makassar adalah kota metropolitan terbesar di Indonesia Timur.
"Rencana stadion Untia akan kami bangun di atas lahan seluas 13 hektare di kawasan Untia, dengan kapasitas 15.000 penonton dan luas bangunan mencapai 6,7 hektare. Fasilitas utama mencakup tribun penonton, lapangan utama, ruang VIP, parkiran luas, dan sistem digitalisasi penuh," ujar Munafri.
Menurutnya, stadion Untia ini dirancang dengan sistem pencahayaan modern di atas 2000 lux, panel surya sebagai energi terbarukan, hingga Video Assistant Referee (VAR). Akses menuju stadion juga mudah dijangkau dari pusat kota melalui tol dalam waktu 30–45 menit.
Baca Juga : Tim Verifikasi Provinsi Tinjau Pannampu, Makassar Optimis Jadi yang Terbaik
Video Assistant Referee, adalah teknologi yang digunakan untuk membantu wasit mengambil keputusan lebih akurat selama pertandingan. Sistem ini melibatkan tim wasit tambahan yang memantau video langsung dari ruang kontrol.
"Pemerintah kota bahkan merancang kawasan stadion sebagai sport and entertainment district yang bebas kendaraan pribadi. Shuttle bus akan disiapkan untuk menjamin aksesibilitas inklusif dan ramah lingkungan," tuturnya.
Lanjut dia, dengan estimasi investasi mencapai Rp453 miliar, stadion ini dirancang melalui skema public-private partnership dengan pendekatan Build-Operate and Transfer (BOT).
Baca Juga : Wali Kota Makassar Dorong Aksi Nyata Mahasiswa Unhas Pada Inovasi Sampah hingga UMKM
Ini merupakan Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana serta fasilitasnya.
Kontrak konsesi dirancang selama 30 tahun, dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 13,7% berdasarkan skenario optimistis.
Dimana IRR adalah sebuah metrik yang digunakan dalam analisis finansial untuk memperkirakan potensi keuntungan dalam sebuah aset investasi.
Baca Juga : Dubes RI untuk Austria Jamu Wali Kota Makassar Jelang World Cities Summit Mayors Forum 2025
Munafri juga menegaskan potensi besar dari komersialisasi stadion. Mulai dari penjualan hak penamaan (naming rights) yang diperkirakan mencapai Rp70–80 miliar per lima tahun, hingga ruang iklan digital dan pengelolaan kawasan UMKM dan parkiran.
"Stadion ini bukan sekadar bangunan, tapi mesin ekonomi. Ini akan membuka ribuan lapangan kerja, meningkatkan PAD, mendorong UMKM, dan memperkuat identitas Makassar sebagai rumah PSM," tegas Munafri.
Appi menekankan bahwa stadion ini adalah trigger bagi terbentuknya kawasan ekonomi baru di Makassar bagian utara. Dengan posisi yang dekat dengan kawasan pesisir.
Baca Juga : TP PKK Kota Makassar Gelar Sosialisasi Rumah Gizi untuk Cegah Stunting
Lanjut dia, pembangunan stadion akan memicu tumbuhnya berbagai infrastruktur penunjang seperti hotel, pusat kuliner, hingga ruang publik.
"Bayangkan jika PSM bertanding melawan tim dari Vietnam, Malaysia, atau Singapura. Setiap laga akan membawa wisatawan dan exposure internasional ke kota kita. Ini bukan hanya soal bola, tapi soal pariwisata dan devisa," paparnya.
Pemerintah juga telah menyiapkan skema subsidi sekitar Rp5,9 miliar untuk mendukung penyelenggaraan event-event nasional dan internasional di stadion tersebut.
Dia menegaskan bahwa pihaknya tidak terburu-buru dalam menjalin kerjasama dengan investor.
"Kami ingin semua dokumen legal dan administrasi rampung terlebih dahulu. Setelah itu, baru kita bicarakan lebih detail dengan para calon investor," tururnya, menjawab pertanyaan panelis.
Ia pun berharap proyek ini bisa menjadi salah satu ikon baru Makassar yang tidak hanya membanggakan secara fisik, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan warga kota.
"Kami tidak hanya membangun stadion, tetapi juga membangun harapan, peluang, dan masa depan Kota Makassar," tutupnya optimis.
Sedangkan, Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, menyampaikan harapannya agar setiap proyek strategis yang dibangun di Kota Makassar, termasuk rencana pembangunan Stadion Internasional di Untia, benar-benar membawa manfaat langsung bagi masyarakat.
"Kami ingin setiap proyek besar seperti Untia Stadium ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat, mulai dari lapangan kerja, UMKM, hingga kebanggaan sebagai warga Makassar," ujar Aliyah.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan keberhasilan pembangunan infrastruktur yang tidak hanya megah secara fisik, tetapi juga inklusif secara sosial dan berdampak ekonomi.
"Kolaborasi adalah kuncinya. Pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bergerak bersama agar manfaat pembangunan bisa dirasakan secara merata," lanjutnya.
Aliyah juga menyambut baik desain stadion yang diarahkan menjadi sport and entertainment district yang ramah lingkungan, modern, dan mendorong pertumbuhan kawasan pesisir Untia sebagai pusat ekonomi baru Makassar.
"Stadion ini menjadi ikon baru Makassar, sekaligus pemicu tumbuhnya infrastruktur dan peluang usaha baru di sektor olahraga, pariwisata, hingga industri kreatif," harapnya.