Sabtu, 21 Juni 2025 19:02
Temu pendidikan Nusantara
Editor : Lisa Emilda

RAKYATKU.COM, MAKASSAR — Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap krisis iklim dan dampaknya bagi masa depan generasi muda, ratusan guru dan pegiat pendidikan berkumpul dalam Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII di Sekolah Islam Athirah Bukit Baruga, Makassar. Tahun ini, TPN mengusung tema “Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim”, menyerukan aksi nyata dari ruang kelas demi masa depan yang berkelanjutan.

 

Kegiatan diawali dengan sesi Talkshow Pendidikan yang menghadirkan tiga narasumber utama: Luqman Hakim (Guru Belajar Foundation), Azri Rasul (Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi-Maluku), dan Syamril (Direktur Sekolah Islam Athirah).

“Pendidikan iklim dan iklim pendidikan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Kita tak bisa bicara menyelamatkan bumi tanpa lebih dulu memastikan ruang belajar aman, nyaman, dan inklusif. Dari sanalah lahir pembelajar kritis yang peduli pada sesama dan lingkungan,” ujar Luqman Hakim membuka diskusi.

Sementara itu, Azri Rasul menekankan pentingnya mengintegrasikan isu lingkungan dalam kurikulum, terutama terkait persoalan sampah. “Pendidikan kita belum selesai jika murid belum terbiasa memilah sampah. Sampah dari rumah dan sekolah seharusnya sudah terpisah sejak dini, karena ini bukan sekadar etika, tapi peradaban,” tegasnya.

 

Syamril menyampaikan bahwa ekosistem pendidikan yang sehat hanya bisa dibangun melalui kepemimpinan yang bertumbuh. “Value, system, dan leadership adalah kunci. Di sekolah kami, penilaian tidak hanya dilakukan atasan kepada bawahan, tapi juga sebaliknya. Lingkungan, masyarakat, semua dilibatkan. Ini adalah cara kami supaya iklim bertumbuh,” tuturnya.

Menurut Zaid Buri Prahastyo, Penggerak Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN), “Apa yang dibicarakan hari ini menjadi pengingat bahwa solusi atas krisis iklim dan krisis pendidikan justru bisa dimulai dari hal kecil—seperti ruang kelas yang nyaman dan pemimpin sekolah yang reflektif.”

Semangat ini juga terasa dalam Kelas Pemimpin dan Kelas Pendidik yang digelar bersamaan. Dalam kelas-kelas ini, guru-guru dari berbagai jenjang membagikan praktik baik mulai dari pengelolaan emosi, strategi literasi, hingga transformasi karier guru menjadi pelatih dan narasumber.

Mukhlis Rahmad, Koordinator TPN XII Makassar, menambahkan, “Kami ingin menunjukkan bahwa guru tidak berjalan sendiri. Di sini mereka saling belajar, saling menguatkan, dan saling terinspirasi. Ini bukan hanya konferensi, ini gerakan.”

Antusiasme peserta juga terlihat dalam gelaran Cerdas Cermat Guru, sebuah inovasi untuk meningkatkan kompetensi guru dengan cara kolaboratif dan menyenangkan. Ada delapan tim dari berbagai komunitas dan sekolah di Makassar yang terlibat, seperti KKG Kota Makassar, Ceribel, Muhlas, Elit, Macet, Bismillah Juara, Tajang Ati, Ceria, dan Tim Supat Macca.

“Ini bukan sekadar lomba, tapi wadah baru bagi guru untuk terus belajar dan berkompetisi secara sehat. Semangatnya adalah kolaborasi, bukan kompetisi semata,” terang Alamsyah Alimuddin, Ketua KGBN Makassar.

Alamsyah menambahkan bahwa banyak guru yang awalnya minder, kini justru tampil percaya diri menyampaikan ide dan strategi pembelajaran mereka. “TPN ini menjadi katalis perubahan,” ujarnya.

Dengan semangat kolaboratif yang telah tumbuh selama 12 tahun, TPN terus menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi bagian dari solusi krisis iklim.

Dukungan juga datang dari dunia swasta di Kota Makassar; Google Educator Group, Browcyl, Pegadaian, Grafindo, Bank Sulselbar, Intan Prawira, dan Kalla Group, “Kami percaya kolaborasi antara sekolah negeri dan swasta adalah kunci membangun pendidikan masa depan yang inklusif dan kontekstual,” kata Syamril di Sekolah Islam Athirah Bukit Baruga Makassar.

Temu Pendidik Nusantara XII masih akan berlangsung dengan berbagai sesi inspiratif hingga puncaknya pada Oktober 2025 di Jakarta. Guru, pegiat pendidikan, dan masyarakat umum dapat mengikuti informasi selengkapnya melalui kanal resmi: tpn.gurubelajar.org

BERITA TERKAIT