Rabu, 04 Desember 2024 21:51
Editor : Usman Pala

RAKYATKU.COM -- Sejak dilantik enam bulan lalu, Mei 2024, sebagai Pj Gubernur Sulsel, Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh langsung memerintahkan seluruh jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov Sulsel melakukan digitalisasi dalam proses pemerintahan.

 

Mulai dari hal terkecil, administrasi rutin, Surat Keputusan (SK), hingga produk hukum lainnya semua diproses secara digital. Tidak ada lagi yang menggunakan tanda tangan dan cap basah.  

Pejabat Pemprov Sulsel wajib menggunakan Digital Signature atau Tanda Tangan Elektronik (TTE), yang sudah disertifikasi oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Baca Juga : Prof Zudan Arif Fakrulloh Dinobatkan Sebagai Penjabat Gubernur Terbaik se-Indonesia

"Kita semua, seluruh Pimpinan Perangkat Daerah, langsung menyesuaikan sesuai Perintah Prof Zudan," beber Plh Kepala Bappelitbangda Sulsel, Andi Bakti Haruni, Rabu, (4/11/2024), di Makassar.

 

Tidak hanya Kepala OPD, pejabat dibawahnya pun telah menggunakan TTE yang difasilitasi oleh Diskominfo SP Sulsel sebagai verifikator TTE dari BSSN.

"Apa yang terjadi, dulu jumlah pengguna akun TTE di Pemprov Sulsel itu hanya 332, langsung melonjak jauh hampir 1.000 persen yakni naik menjadi 3.021 akun TTE. Dimanapun kita berada, kita tetap bisa melakukan pelayanan dan memproses pekerjaan. Bahkan tidak jarang kami juga melakukannya pada hari libur," ungkap Andi Bakti.

Baca Juga : Pemprov Sulsel Telah Tangani Akses Pangkajene - Batas Soppeng Sepanjang 2,9 Km

"Budaya kerja kita di Pemprov Sulsel sekarang sudah begitu. Kami telah bertransformasi ke Tata Kelola Pemerintahan Digital," sambungnya.

Prof Zudan juga mendorong Pemkab dan Pemkot se-Sulsel untuk segera mengikuti Pemprov Sulsel dalam budaya digitalisasi ini.

"Alhamdulillah kabupaten/kota juga merespon dengan baik, dengan banyaknya daerah menggunakan Srikandi," ujar Andi Bakti. 

Baca Juga : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Sulsel Semakin Baik

Upaya yang dilakukan Prof Zudan ini tak lain untuk mempercepat layanan kepada masyarakat.

"Bagi Prof Zudan, untuk mengakselerasi pencapaian tujuan pembangunan, digitalisasi mutlak diperlukan," kata Andi Bakti.

Bukan hanya jumlah TTE yang terus meningkat, jumlah akun pengguna Srikandi juga mengalami peningkatan dari 300-an akun naik menjadi 7.288 akun. Akun ini sudah masuk penandatangan elektronik, operator, dan admin pembuat user masing-masing OPD. Per November 2024, jumlah produksi surat 55.028 buah keluar dan 48.497 yang masuk. Total transaksi surat digital 103.515 surat. 

Baca Juga : Wakajati Sulsel Rutin Pantau Tes SKB Non CAT CPNS Kejaksaan RI

"Mustahil kami mencapai itu, jika kami tidak bertransformasi ke Tata Kelola Pemerintahan Digital," bebernya.

Sementara, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulsel, Asrul Sani, mengatakan, kelebihan penggunaan surat elektronik tentu secara manfaat sangat menguntungkan ASN dan para pejabat. Karena mereka bisa menandatangani surat kapanpun dan dimanapun. Dampaknya tentu bagi masyarakat yang terlayani. Prosesnya semakin cepat dan mengurangi peluang korupsi dan pungli.  

"Mereka yang dulunya harus menunggu berhari-hari untuk mendapatkan selembar Surat Keterangan atau Surat Izin, sekarang hanya dalam hitungan menit atau paling lama jam," ujar Asrul Sani.

Baca Juga : Bus Trans Sulsel Telah Layani 42 Ribu Penumpang Secara Gratis

Bukan hanya sektor birokrasi dan perizinan lainnya, UPT SMA/SMK/SLB, para Kepala Sekolah sudah melakukan Persuratan Digital.

"Untuk surat keterangan, misalnya lulusan SMA minta surat keterangan pernah bersekolah di sekolah tersebut, maka kepala sekolah cukup menggunakan TTE di Srikandi, selesai. Di mana saja, kapan saja kepala sekolah bisa tanda tangan," ujar Kadis Pendidikan Sulsel, Iqbal Najamuddin. (*)

BERITA TERKAIT