Sabtu, 16 November 2024 15:05
Rektor Unismuh Makassar bersama WR 2 dan Wamen Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
Editor : Lisa Emilda

RAKYATKU.COM, MAKASSAR- Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Zulfikar Ahmad Tawalla, S.Pd., M.I.Kom., mengisi Kuliah Tamu bertajuk “Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia”.

 

Acara ini digelar pada Sabtu, 16 November 2024, di Balai Sidang Muktamar Unismuh, dan menjadi ajang penuh nostalgia bagi sang Wakil Menteri.

Dalam sambutannya, Zulfikar mengungkapkan rasa bangga, bisa kembali ke almamater yang telah mengantarnya, hingga mencapai posisi saat ini.

Baca Juga : Ini Maksud Kedatangan Sekretaris Dubes RI di Universitas Handayani Makassar

“Ini bukan sekadar kuliah tamu, ini momen melepas rindu dan berterima kasih. Unismuh adalah tempat saya belajar banyak hal, tidak hanya akademik, tetapi juga nilai-nilai kehidupan,” ujarnya di hadapan 400 mahasiswa yang hadir.

 

Ia mengisahkan perjalanan panjangnya sebagai mahasiswa, di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Dengan nada penuh humor, Zulfikar mengenang dirinya sebagai mapala—mahasiswa paling lama—yang sukses melewati semester 8 hingga 17.

“Pak Dekan waktu itu bahkan menyarankan saya pindah kampus, tapi saya tegaskan bahwa saya tidak akan pernah meninggalkan identitas sebagai mahasiswa Unismuh. Identitas ini adalah kebanggaan saya,” kenangnya penuh haru.

Di tengah nostalgia, Zulfikar juga mengingat jasa para dosen dan teman-teman seangkatannya.

Ia secara khusus menyebut penasehat akademiknya, Ibu Nira. “Mungkin Ibu Nira tidak tahu doa apa yang beliau baca saat menandatangani KRS saya, hingga saya bisa berdiri di sini sebagai Wakil Menteri,” ucapnya dengan penuh rasa hormat.

Pesan inspiratif juga disampaikan kepada para mahasiswa yang hadir. Ia menekankan pentingnya dua hal, yang menjadi syarat kesuksesan menurut Alquran, yakni menjaga hubungan dengan Allah melalui ibadah dan menjaga hubungan sosial dengan sesama.

“Beruntunglah mereka yang beriman, yang menjaga hubungan spiritual dan sosial. Itulah kunci keberhasilan dalam hidup,” tuturnya.

Selain berbicara tentang pengalaman pribadinya, Zulfikar juga memuji perkembangan kampus Unismuh Makassar yang kini telah berubah pesat.

“Saat saya kuliah dulu, kampus ini dibangun dari nol. Sekarang, dengan Balai Sidang dan Gedung Iqra, kampus ini telah menjadi simbol kebanggaan, yang mengubah wajah Kota Makassar,” katanya.

Ia juga berpesan, agar para mahasiswa tidak pernah malu menunjukkan identitas mereka sebagai bagian dari Unismuh.

“Jangan lipat almamater biru kalian lalu dimasukkan ke tas. Pakailah dengan bangga. Dari dulu, kami selalu bangga mengenakan almamater ini,” serunya, yang disambut tepuk tangan meriah dari para mahasiswa.

Sebagai alumni yang kini menjabat di Kabinet Merah Putih, Zulfikar mengaku memiliki utang budi kepada kampusnya.

“Saya berhutang banyak pada Unismuh, utang ilmu dan nilai kehidupan. Dengan kebaikan Pak Presiden Prabowo Subianto, saya berusaha membayar utang itu sedikit demi sedikit,” ucapnya penuh syukur.

Kuliah tamu ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga momentum bagi Zulfikar untuk menginspirasi generasi muda, agar tetap semangat meraih cita-cita.

Ia berharap, kehadirannya dapat memberikan motivasi kepada para mahasiswa, untuk terus belajar dan berkarya.

Melalui ceritanya, Zulfikar menunjukkan bahwa perjalanan menuju kesuksesan tidak selalu mulus, tetapi semangat pantang menyerah dan kebanggaan terhadap almamater, dapat menjadi bekal berharga untuk mencapai puncak tertinggi.

“Jadilah mahasiswa yang membanggakan, jadilah pemimpin masa depan, dan terus harumkan nama Unismuh Makassar,” tutupnya

BERITA TERKAIT