Senin, 26 Agustus 2024 21:16
Ilustrasi. (Foto: PT Vale Indonesia)
Editor : Rakyatku.com

RAKYATKU.COM, JAKARTA - PT Vale Indonesia menyelenggarakan paparan publik tahunan 2024 sebagai bentuk tranparansi dan akuntabilitas kepada publik, terutama pemegang saham Perseroan. Sama seperti tahun sebelumnya, paparan publik tersebut dilakukan secara daring sebagai bagian dari rangkaian acara Public Expose Live 2024 yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia.

 

Dalam paparan tersebut, PT Vale menegaskan kembali pencapaian operasional dan kinerja keuangannya untuk triwulan kedua tahun 2024 (2T24) dan semester pertama tahun 2024 (1H24) sebagaimana yang telah dipublikasikan sebelumnya.

Volume produksi pada 2T24 mengalami sedikit penurunan sebesar 9% dibandingkan dengan kinerja solid yang telah dicapai pada 1T24. Hal ini merupakan bukti komitmen perseroan terhadap kualitas dan rencana kegiatan pemeliharaan, yang sangat penting bagi keberhasilan operasi perseriab dalam jangka panjang. Secara year-on-year, produksi pada 2T24 hanya sedikit lebih rendah sebesar 2%, menunjukkan kinerja yang konsisten.

Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024

Selain itu, perseroan dengan senang hati melaporkan bahwa produksi kami pada 1H24 lebih tinggi sebanyak 3% dibandingkan dengan produksi pada 1H23. Pertumbuhan ini merupakan hasil dari strategi pemeliharaan yang terencana dan output kalsin yang lebih tinggi pada 2024.

 

"Kami optimis dengan prospek produksi kami dan berharap operasi kami berjalan lancar hingga akhir tahun. Tujuan kami adalah mencapai target produksi sekitar 70.800 metrik ton (t) nikel dalam matte pada tahun 2024, meningkat dari target tahun lalu," ujar CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, dalam keterangannya, Senin (26/8/2024).

Pada 2T24, perseroan mencapai penjualan 17.505 metrik ton (t) nikel matte, menghasilkan pendapatan sebesar AS$248,8 juta. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8% dibandingkan triwulan sebelumnya yang disebabkan oleh harga realisasi rata-rata nikel yang lebih tinggi pada 2T24. Harga realisasi rata-rata nikel meningkat 12% menjadi AS$14.214 per ton pada 2T24, naik dari AS$12.651 per ton pada 1T24.

Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29

“Meskipun kondisi pasar yang tidak menentu, kami tetap berkomitmen untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya,” kata Febriany.

Sejalan dengan penurunan pengiriman pada triwulan tersebut, beban pokok pendapatan Perseroan menurun dari AS$209,8 juta pada 1T24 menjadi AS$207,3 juta pada 2T24. Penurunan total beban pokok pendapatan juga didukung oleh penurunan konsumsi bahan bakar dan batu bara pada 2T24, disertai dengan penurunan harga batu bara.

Memasuki semester kedua tahun ini, kami akan terus proaktif mendorong inisiatif penghematan biaya untuk memastikan biaya tunai per unit tetap kompetitif dalam upaya menghasilkan margin yang sehat secara berkelanjutan. Dengan perubahan komposisi pemegang saham baru-baru ini, perseroan melihat banyak ruang untuk memanfaatkan inisiatif strategis yang dapat membawa sinergi positif bagi perusahaan, seperti integrasi upaya pengadaan dalam grup untuk harga komoditas yang lebih baik dimana hal ini merupakan salah satu penggerak biaya terbesar perseroan.

Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero

Harga rata-rata HSFO pada triwulan ini lebih tinggi 2% dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun kenaikan ini diimbangi oleh penurunan harga rata-rata diesel dan batu bara, yang masing-masing lebih rendah sebesar 2% dan 1% pada 2T24.

Meskipun adanya tantangan industri, perseroan mampu menghasilkan EBITDA positif sebesar AS$72,4 juta, menandai peningkatan 38% dibandingkan triwulan sebelumnya karena pendapatan yang lebih tinggi dan biaya pendapatan yang lebih rendah. Selanjutnya, perseroan berhasil membukukan laba sebesar AS$31,1 juta pada 2T24, menandai peningkatan signifikan dari triwulan sebelumnya.

Laba ini muncul setelah memperhitungkan kerugian yang belum terealisasi sebesar AS$6,1 juta atas pengakuan nilai wajar aset derivatif (hak partisipasi dalam investasi perseroan di PT Kolaka Nickel Indonesia).

Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan

Penting untuk digarisbawahi bahwa esensi dari penyesuaian harga derivatif ini adalah kerugian yang tidak terealisasi yang bersifat non-operasional. Oleh karena itu, jika dinormalisasi, perseroan mencatat laba sebesar AS$35,9 juta pada 2T24, lebih tinggi 122% dibandingkan dengan laba pada triwulan sebelumnya.

Kas dan setara kas perseroan meningkat menjadi AS$832,1 juta pada 30 Juni 2024, naik dari sebelumnya AS$730,8 juta pada 31 Maret 2024. PT Vale mengeluarkan belanja modal sekitar AS$61,0 juta pada triwulan ini, meningkat dari AS$57,4 juta pada 1T24. PT Vale akan terus menerapkan manajemen kas secara hati-hati untuk menjaga ketersediaan kas.

Perseroan tetap berkomitmen untuk memprioritaskan peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya, memastikan daya saing jangka panjang sambil menerapkan praktik-praktik pertambangan yang baik untuk mencapai tujuannya: Kami hadir untuk meningkatkan kehidupan dan mengubah masa
depan bersama.