RAKYATKU.COM, PAREPARE Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melakukan kunjungan ke RSUD Andi Makkasau Kota Parepare.
Kunjungan ini untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi (monev) surveilans penyakit infeksi emerging (PIE) berbasis sindrom dan laboratorium.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman penyakit menular baru.
Baca Juga : Cek Kesehatan di RSUD Andi Makkasau, Ini Jadwal Poliklinik Rawat Jalan
Tim kerja monev PIE Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan dari Kemenkes RI dipimpin oleh dr. Soitawati, sementara tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan diketuai oleh Muhammad Yasir.
Rombongan disambut langsung oleh Direktur RSUD Andi Makkasau, Renny Anggraeni Sari, beserta jajaran pejabat rumah sakit yang terlibat dalam program surveilans PIE.
Plt Kabid Infokom RSUD Andi Makkasau, Martha Iskandar, menjelaskan tujuan utama dari kegiatan monev ini.
Baca Juga : RSUD Andi Makkasau Terbaik Pertama Kategori RS Type B di Sulselbartramal
"Monev ini dilaksanakan untuk mendeteksi dan memverifikasi secara dini kasus penyakit infeksi emerging, serta menghasilkan rekomendasi berbasis bukti dalam rangka penanggulangan penyakit," ujarnya.
RSUD Andi Makkasau memiliki peran penting dalam sistem surveilans PIE di Sulawesi Selatan. Rumah sakit ini merupakan RS Pengampu PIE pertama yang ada di provinsi tersebut.
Status ini menunjukkan komitmen dan kapasitas RSUD Andi Makkasau dalam menangani kasus-kasus penyakit infeksi baru dan berpotensi wabah.
Baca Juga : Pj Wali Kota Parepare Tinjau IGD RSUD Andi Makkasau, Pantau Kualitas Pelayanan
Selama kunjungan, tim monev melakukan pemeriksaan terhadap berbagai aspek sistem surveilans yang diterapkan di RSUD Andi Makkasau.
dr. Soitawati dari Kemenkes RI menekankan pentingnya sistem surveilans yang kuat di era globalisasi.
"Dengan mobilitas penduduk yang tinggi, risiko penyebaran penyakit infeksi baru semakin meningkat. Oleh karena itu, kita perlu memastikan bahwa rumah sakit rujukan seperti RSUD Andi Makkasau memiliki sistem deteksi dini dan penanganan yang efektif," jelasnya.
Sementara itu, Muhammad Yasir dari Dinkes Provinsi Sulsel mengapresiasi kinerja RSUD Andi Makkasau.
"Sebagai RS Pengampu PIE pertama di Sulawesi Selatan, RSUD Andi Makkasau telah menunjukkan komitmen yang tinggi dalam mengimplementasikan sistem surveilans PIE," katanya.
"Kami berharap rumah sakit ini bisa menjadi contoh dan membagi pengalamannya kepada fasilitas kesehatan lain di provinsi ini," ungkapnya.
Baca Juga : RSUD Andi Makkasau Masuk 3 Besar Faskes Berkomitmen Pelayanan JKN Kesehatan
Kegiatan monev ini juga mencakup diskusi intensif antara tim pusat, provinsi, dan pihak rumah sakit. Termasuk penyampaian hasil pelaksanaan Surveilans Sentinel PIE RSUD Andi Makkasau yang diketuai dr. Muliana.
Berbagai tantangan dan kendala dalam pelaksanaan surveilans PIE dibahas, termasuk kebutuhan peningkatan kapasitas SDM, pemutakhiran peralatan laboratorium, serta penguatan jejaring surveilans dengan fasilitas kesehatan lain di wilayah Parepare dan sekitarnya.
Direktur RSUD Andi Makkasau, Renny Anggraeny Sari menyambut baik kegiatan monev ini.
"Kami berterima kasih atas kunjungan dan masukan dari tim Kemenkes dan Dinkes Provinsi. Hasil monev ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas surveilans PIE di RSUD Andi Makkasau," tuturnya.
Dengan berakhirnya kegiatan monev ini, diharapkan RSUD Andi Makkasau dapat semakin memantapkan perannya sebagai garda terdepan dalam mendeteksi dan merespons ancaman penyakit infeksi emerging di Sulawesi Selatan.