Jumat, 12 Juli 2024 20:22
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM, LAMPUNG BARAT - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman meninjau perkebunan kopi di Desa Kambahang, Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.

 

Kunjungan ini menjadi bagian upaya pemerintah untuk terus memperkuat dukungan terhadap komoditas kopi Indonesia sebagai kopi terbaik dan terbesar di dunia.

"Dan kita tahu, harga kopi sekarang ini terus naik, meskipun kadang turun, tetapi terus naik setiap tahunnya. Lalu volume permintaan ekspor juga terus naik. Inilah yang tadi saya sampaikan kepada Pak Menteri Pertanian agar memberi perhatian pada komoditas kopi," ujar Presiden, Jumat (12/7/2024).

Baca Juga : Dukungan Kementan Sejalan dengan Upaya Pemprov Sulsel Penuhi Kebutuhan Pangan IKN

Saat ini harga komoditas kopi mencapai Rp70 ribu per kilogram dalam bentuk kering atau biji hijau, sementara rata-rata produktivitas kopi petani mencapai 3 hingga 4 ton per hektar.

 

Terkait hal ini, Presiden ingin petani terus meningkatkan produksinya hingga menyentuh 8 ton per hektar agar kesejahteraannya meningkat.

Yang paling penting adalah produktivitas per hektarnya harus naik, yang masih 1 hektar, 1 ton, 2 ton, harusnya bisa masuk ke 4 ton atau 5 ton. Tetapi ingat, ini tugas kita bersama bagaimana membuat produktivitas per hektarnya menjadi naik drastis," katanya.

Baca Juga : Mentan Amran Dampingi Presiden Jokowi Tinjau Program Pompanisasi di Lampung

Presiden mengatakan pemerintah telah menyiapkan alokasi subsidi pupuk yang kini naik 2 kali lipat dari yang tadinya 4,5 juta menjadi 9,5 juta. Kenaikan tersebut diharapkan menjadi pemicu produksi agar mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional.

"Dan itu bisa terjadi kalau perawatannya bagus, pupuknya bagus, jarak tanamnya mungkin lebih rapat sehingga produktivitasnya bisa naik. Ingat kita punya 1,2 juta hektar kopi, baik Robusta maupun Arabika, di seluruh Indonesia," katanya.

Kendati demikian, Presiden ingin produksi kopi yang dilakukan ini masuk pada tahap industri atau hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah atau pendapatan petani kopi itu sendiri.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Hilirisasi yang dilakukan bahkan tidak hanya dilakukan pada kopi melainkan juga komoditas coklat, kakao, kelapa sawit dan komoditas perkebunan lainnya.

"Anda harus seperti itu, seharusnya semuanya tidak dalam bentuk mentah, bahkan tidak hanya kopi, tetapi coklat, kelapa sawit, dan semua komoditas perkebunan lainnya," katanya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan bahwa luas areal kopi nasional tahun 2023 mencapai 1.268.905 hektar dengan rata-rata produksinya mencapai 756.097 ton atau terbesar keempat dunia dan menyumbang 6 persen kopi dunia.

Baca Juga : HKTI Minta Kelembagaan Penyuluh di Era Prabowo-Gibran Sesuai UU No 16

Mentan mengatakan Indonesia memproduksi 91 persen kopi robusta dan 9 persen kopi Arabika, dengan nilai ekspor tahun 2020-2022 mengalami peningkatan sebesar USD326.451 atau 40 persen, dari sebelumnya USD821.932 menjadi USD1.148.383.

Sedangkan volume ekspor naik sebesar 58.201 ton atau 15 persen dari 379.354 ton menjadi 437.555 ton.

Khusus provinsi Lampung, Mentan Amran menambahkan saat ini merupakan posisi kedua produksi kopi nasional terbesar dengan luas perkebunan mencapai 155.165 hektar atau 108.069 ton dengan dominasi kopi robusta.

Baca Juga : Akademisi IPB: Penyuluh Kunci Peningkatan Produksi, Sebaiknya di Bawah Pemerintah Pusat

"Yang menarik adalah petani kopi Lampung Barat sebagian besar menerapkan teknologi sambung pucuk pada budidaya kopi Robusta dan menghasilkan produktivitas 1,1 ton per hektar atau di atas produktivitas rata-rata nasional 0,813 ton per hektar," jelasnya. 

BERITA TERKAIT