Rabu, 03 Juli 2024 19:51
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulsel siap menjadi cooling system pada momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 ini. Hal tersebut disampaikan saat bertemu dengan Jabatan Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh, di Rumah Jabatan Gubernur pada Selasa, 2 Juli 2024. 

 

Ketua FKUB Sulsel, Prof. Dr. H. Wahuddin Naro hadir bersama Wakil Ketua Pendeta Adrie Octavianus Massie, Sekretaris Gede Durahman, Bendahara Dr. Hj. Mardyawati Yunus dan Wakil Bendahara Dr. Ir. Yonggris. 

Ketua FKUB Sulawesi Selatan, Prof. Dr. H. Wahuddin Naro mengaku, sangat penting bagi pihaknya mengambil peran dalam mewujudkan Pilkada damai di Sulawesi Selatan. 

Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel

"Kami juga terus berbicara bagaimana untuk sama-sama menyukseskan Pilkada di Provinsi Sulawesi Selatan," kata Prof Wahuddin. 

 

Bahkan pihaknya akan mengawasi agar tidak terjadi kampanye yang merugikan antar umat beragama di seluruh daerah di Sulsel.

"Kami mengawasi sampai proses pendaftaran dan kampanye, agar kami dapat mengawasi bagaimana para kandidat sama-sama menjaga keragaman umat," katanya. 

Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik

Sementara itu, Prof Zudan Arif Fakrulloh menyampaikan, akan mendukung sistem pendinginan yang ditawarkan FKUB demi menyukseskan Pilkada 2024 ini. 

"Kami sangat fokus pada bagaimana mendinginkan suasana politik tahun ini, bagaimana mulai dari tahap awal pendaftaran, kampanye selama dua bulan, dan sampai pemilihan," ujar Prof Zudan. 

Menurut Prof Zudan, langkah-langkah tersebut merupakan hal yang sangat penting dan harus dilakukan untuk menjaga suasana pesta politik 2024, baik Pemilihan Gubernur (Pilgub) maupun Pilkada 24 kabupaten kota di Sulawesi Selatan.

Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan

"Ini sangat penting untuk dilakukan, bagaimana mendinginkan suasana saat proses pemilihan kepala daerah ini. Dan bagaimana FKUB mengkampanyekan agar para kandidat siap kalah siap menang. Serta yang paling penting bagaimana netralitas KPU dan Bawaslu harus betul-betul netral karena mereka memang sudah seharusnya," pungkasnya.