Sabtu, 25 Mei 2024 00:14
Prosesi penaikan panji buddhis mengawali Maha Puja Hari Tri Suci Waisak 2568 TB. di Klenteng Kwan Kong (Rumah Ibadah Satya Dharma) Makassar.
Editor : Lisa Emilda

RAKYATKU.COM, MAKASSAR-- Umat Buddha secara khusuk dan khidmat memperingati Hari Tri Suci Waisak 2568 TB. yang diadakan di Klenteng Kwan Kong (Rumah Ibadah Satya Dharma) Makassar pada Kamis (23 Mei 2024).

 

Pelaksanaan "Maha Puja Hari Tri Suci Waisak 2568 TB." di gedung baru Klenteng Kwan Kong dipusatkan pada dua lokasi, yaitu: di halaman depan dan di lantai enam.

Menurut Wakil Ketua Bidang Pengembangan Sosial, budaya dan Keagamaan Klenteng Kwan Kong Miguel Dharmadjie, penaikan panji buddhis (bendera buddhis) diiringi lagu "Aku Berlindung" mengawali peringatan Waisak di halaman depan Klenteng. Prosesi ini diikuti: tim persembahan Waisak, pengurus Yayasan Klenteng Kwan Kong, ibu-ibu Kwan Im Kok, panitia sembahyang tahunan, pengurus Keluarga Buddhis Brahmavihara (KBBV) Makassar, serta umat Buddha.

Baca Juga : Empat WBP Sulsel Dapat Remisi Hari Raya Waisak

Bendera buddhis memiliki 6 warna. Yaitu: biru (melambangkan bakti), kuning (melambangkan kebijaksanaan), merah (melambangkan cinta kasih), putih (melambangkan kesucian), jingga (melambangkan semangat) dan gabungan kelima warna tersebut (melambangkan gabungan kelima faktor di atas; bermakna bersinar sangat terang atau cemerlang).

 

Usai penaikan bendera buddhis dilakukan prosesi pradaksina. Dimana mengelilingi obyek rupang Buddha searah jarum jam sebanyak tiga kali sebagai penghormatan tertinggi. Pradaksina dilakukan mulai dari halaman depan hingga ke ruang Dhammasala (lantai empat).

"Sesampainya di ruang Dhammasala, dilanjutkan dengan pembacaan paritta dan persembahan amisa puja sebagai penghormatan kepada Sang Buddha oleh tim persembahan Waisak. Mereka adalah anak-anak dan remaja buddhis Sekolah Minggu Buddha (SMB) Vihara Satya Dharma Klenteng Kwan Kong," jelasnya.

Baca Juga : Ramah-tamah Hari Raya Waisak, Wali Kota Makassar Gagas Pembangunan Religius Park

Prosesi penaikan bendera buddhis dan pradaksina terakhir berlangsung pada tahun 2019 lalu dan baru kembali dilaksanakan tahun ini. Berhubung pandemi Covid-19 dan renovasi gedung klenteng, maka praktis prosesi tersebut selama lima tahun tidak dapat dilaksanakan.

Sementara itu di lantai enam, berlangsung Maha Puja Tri Suci Waisak 2568 TB. yang diikuti umat Buddha beragam usia. Hikmah Waisak bertema "Memperkokoh Persatuan dalam Keberagaman" dibawakan Samanera Kalyanadhiro dari Sangha Theravada Indonesia.

Samanera mengingatkan empat hal yang patut dikembangkan; yang dapat membawa persatuan dan kedamaian dalam perbedaan. Yaitu: kemurahan hati, tidak berkata kasar, melakukan sesuatu yang bermanfaat, dan tidak sombong. "Apabila empat hal ini dapat dipraktikkan dalam kehidupan maka meski berbeda, tetapi tidak akan terjadi perpecahan," kata Samanera.

Baca Juga : Vihara Girinaga Kebakaran Usai Ibadah Waisak, Diduga karena Lilin Jatuh

Hari Tri Suci Waisak memperingati tiga peristiwa agung berkenaan kehidupan Sang Buddha Gotama dalam bulan Vaisaka; Kelahiran Pangeran Siddharta Gotama di Taman Lumbini (623 SM), Petapa Gotama mencapai keBuddhaan dan menjadi Sang Buddha di Bodh Gaya (588 SM) dan Sang Buddha Gotama Mangkat atau ber-Parinibbana (543 SM).(*)