RAKYATKU.COM, BONE - Di tepi sungai yang airnya mengalir cukup deras, tepatnya di Desa Mattampa Walie, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin tampak asyik ngobrol bersama warga dan pemerintah desa. Mereka berbincang tentang potensi budidaya sukun sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga : Pemerintah Pusat Kirim Bantuan 40 Ton Beras untuk Korban Terdampak Banjir dan Longsor di Sulsel
Baca Juga : Penjabat Gubernur Ajak Ulama Gelar Doa Bersama Hadapi Bencana Alam di Sulsel
Baca Juga : 16 Desa di Luwu Masih Terisolir Jadi Perhatian BNPB
Dialog yang dilaksanakan setelah penebaran 200 ribu ikan air tawar dan penyerahan bibit cabai dan timun ini juga dihadiri oleh Pj Bupati Bone dan Ketua DPRD Bone.
Baca Juga : Pemerintah Pusat Kirim Bantuan 40 Ton Beras untuk Korban Terdampak Banjir dan Longsor di Sulsel
Baca Juga : Penjabat Gubernur Ajak Ulama Gelar Doa Bersama Hadapi Bencana Alam di Sulsel
Baca Juga : 16 Desa di Luwu Masih Terisolir Jadi Perhatian BNPB
Dengan semangat yang tinggi, Bahtiar memulai percakapan dengan mengapresiasi kehadiran warga dan suburnya daerah ini. Ia ingin Bone menjadi sentra budidaya sukun, termasuk Desa Mattampa Walie menjadi pusat pembibitan.
Baca Juga : Pemerintah Pusat Kirim Bantuan 40 Ton Beras untuk Korban Terdampak Banjir dan Longsor di Sulsel
Baca Juga : Penjabat Gubernur Ajak Ulama Gelar Doa Bersama Hadapi Bencana Alam di Sulsel
Baca Juga : 16 Desa di Luwu Masih Terisolir Jadi Perhatian BNPB
Baca Juga : Pemprov Sulsel Beri Pendampingan Trauma Healing untuk Korban Banjir dan Longsor
"Pak Desa saya masuk tadi di sini banyak pohon, apakah sudah ada usaha pembibitan sukun? Ini sebenarnya bisa jadi kehidupan masyarakat juga," kata Bahtiar.
Baca Juga : Pemerintah Pusat Kirim Bantuan 40 Ton Beras untuk Korban Terdampak Banjir dan Longsor di Sulsel
Baca Juga : Penjabat Gubernur Ajak Ulama Gelar Doa Bersama Hadapi Bencana Alam di Sulsel
Baca Juga : 16 Desa di Luwu Masih Terisolir Jadi Perhatian BNPB
Ia menyampaikan bahwa saat ini terdapat penangkaran sukun atau bahasa Bugisnya dikenal dengan nama baka' di daerah Samaenre, Bone. Dikelola oleh inspirator bernama Yusuf yang merupakan seorang pensiunan ASN. Produknya berupa bibit sukun bersertifikasi.
Baca Juga : Pemerintah Pusat Kirim Bantuan 40 Ton Beras untuk Korban Terdampak Banjir dan Longsor di Sulsel
Baca Juga : Penjabat Gubernur Ajak Ulama Gelar Doa Bersama Hadapi Bencana Alam di Sulsel
Baca Juga : 16 Desa di Luwu Masih Terisolir Jadi Perhatian BNPB
Benih bersertifikatnya memiliki nama Padaidi dan Toddopuli. Dua jenis pohonnya, yakni dengan pohon menjulang tinggi dengan daun yang kurang dan ada yang lebat seperti daun beringin.
Baca Juga : Pemerintah Pusat Kirim Bantuan 40 Ton Beras untuk Korban Terdampak Banjir dan Longsor di Sulsel
Baca Juga : Penjabat Gubernur Ajak Ulama Gelar Doa Bersama Hadapi Bencana Alam di Sulsel
Baca Juga : 16 Desa di Luwu Masih Terisolir Jadi Perhatian BNPB
Baca Juga : Bantuan Beras Pemprov untuk Korban Bencana Alam di Luwu Langsung Disalurkan
"Seluruh Indonesia yang punya bibit sukun yang bersertifikat yang bisa dibeli dengan APBN dan APBD itu adanya di Samaenre ini. Dua jenis inilah sukun terbaik," sebutnya.
Baca Juga : Pemerintah Pusat Kirim Bantuan 40 Ton Beras untuk Korban Terdampak Banjir dan Longsor di Sulsel
Baca Juga : Penjabat Gubernur Ajak Ulama Gelar Doa Bersama Hadapi Bencana Alam di Sulsel
Baca Juga : 16 Desa di Luwu Masih Terisolir Jadi Perhatian BNPB
Di Sulsel sendiri untuk pengembangan sukun, Pemprov Sulsel memprogramkan 3 juta pohon. Bahtiar ingin warga Desa Mattapa Walie dan Barakkae agar dilatih bisa membibit pohon sukun. Kemudian, ia meminta jajarannya untuk menindaklanjuti.
Baca Juga : Pemerintah Pusat Kirim Bantuan 40 Ton Beras untuk Korban Terdampak Banjir dan Longsor di Sulsel
Baca Juga : Penjabat Gubernur Ajak Ulama Gelar Doa Bersama Hadapi Bencana Alam di Sulsel
Baca Juga : 16 Desa di Luwu Masih Terisolir Jadi Perhatian BNPB
"Agar masyarakat juga bisa menjual bibit dan disamping juga masyarakatnya bisa tanam sendiri," tandasnya.