Rabu, 20 Maret 2024 08:05
PT Vale Indonesia menggelar diskusi bersama masyarakat Loeha Raya di Taman Antar Bangsa (TAB), Sorowako, Luwu Timur, Sulsel, Jumat (15/3/2024). (Foto: PT Vale Indonesia)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, LUWU TIMUR - PT Vale Indonesia menggelar diskusi bersama masyarakat Loeha Raya di Taman Antar Bangsa (TAB), Sorowako, Luwu Timur, Sulsel, Jumat (15/3/2024). Pertemuan digelar sebagai ruang mendengarkan aspirasi masyarakat setempat tentang kegiatan eksplorasi di Blok Tanamalia.

 

PT Vale memastikan segala operasi perusahaan menerapkan good mining practices dengan mengadaptasi tata kelola yang sudah diterapkan sebelumnya di Blok Sorowako.

Director Exploration Geoscience and Study PT Vale, Andy Yustian, mengungkapkan seluruh aktivitas yang dilakukan dipastikan akan menerapkan pertambangan berkelanjutan sehingga dapat memberikan multiplier effect ke masyarakat dan kemandirian masyarakat pascatambang.

Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024

Mewujudkan hal tersebut, kata dia, PT Vale membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat.

 

“Kita siap mendengarkan apa yang ingin disampaikan masyarakat. Agar kita bisa bertumbuh bersama membangun Luwu Timur. Kita ingin menjadi smart model pembangunan berkelanjutan bagi industri pertambangan di Indonesia,” ungkap Andy.

Andy menuturkan PT Vale senantiasa melakukan kajian kerentanan masyarakat melalui social economic baseline dan rencana pengelolaan pemangku kepentingan proyek (stakeholder management plan).

Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29

Kajian dilakukan agar segala keputusan dalam menjalankan aktivitas tersampaikan dengan baik pada para pemangku kepentingan. Di samping itu, Andy juga menegaskan PT Vale tetap memegang teguh nilai-nilai transparansi dan keterbukaan dengan masyarakat.

“PT Vale selama lebih dari 50 tahun telah berpengalaman di industri tambang nikel, kita bertumbuh bersama dengan masyarakat. Sebagaimana kita lihat di Sorowako, kita akan perluas di Pomalaa, Bahodopi dan berikutnya di Tanamalia,” jelasnya.

Mewakili suara masyarakat Loeha Raya, Sekretaris Forum Masyarakat Petani Lada (Formal), Rustam, pada kegiatan itu menyampaikan aspirasinya. Dia mengatakan ketika proyek yang dijalankan sejalan dengan hak masyarakat, maka pihaknya akan terus mendukung jalannya proyek tersebut.

Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero

“Formal ini hadir bukan untuk kepentingan kelompok, tetapi untuk menyuarakan kepentingan masyarakat secara luas. Kami ingin diskusi terbuka seperti ini bisa dilakukan lebih luas lagi dengan menghadirkan masyarakat, pemerintah, dan tentunya PT Vale,” tuturnya.

Rustam menyampaikan sejumlah poin yang menjadi aspirasi masyarakat Loeha Raya, salah satunya terkait program sosial. Dia mengatakan program sosial menjadi satu poin penting bagi masyarakat setempat yang mayoritas petani lada.

“Kami juga mengharapkan kejelasan terkait pemberdayaan masyarakat. Ketika PT Vale masuk ke Tanamalia kira-kira seperti apa kegiatannya bagi masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan

Diketahui, terkait pemberdayaan masyarakat di Tanamalia, PT Vale telah menyelenggarakan pelatihan vokasional operator dan pembinaan terhadap Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Desa Loeha dan Rante Angin. Sementara, dalam hal dukungan fasilitas untuk area operasional, perseoran membantu pembangunan sarana olahraga, jembatan, dan pembukaan akses jalan.

Dari sisi serapan kerja, PT Vale berkomitmen mengedepankan pekerja pada area operasional yang terdampak. Saat ini terdapat pekerja lokal di Tanamalia yang 70 persen di antaranya berasal dari lima desa se-Loeha Raya.