Selasa, 19 Desember 2023 11:30
High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Luwu Utara di Ruang Command Center, Kantor Bupati Luwu Utara, Senin (18/12/2023). (Foto: Pemkab Luwu Utara)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, LUWU UTARA - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Luwu Utara menggelar High Level Meeting (HLM) di Ruang Command Center, Kantor Bupati Luwu Utara, Senin (18/12/2023), dalam upaya mengendalikan laju inflasi jelang momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.

 

Rapat yang dipimpin Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, ini dihadiri oleh unsur Forkopimda, pimpinan PD terkait, perbankan, BPS, Bulog, Pertamina, Kantor Pajak, distributor dan agen, serta stakeholder lainnya.

"Kegiatan ini rutin kita gelar, khususnya menjelang hari-hari besar, termasuk menjelang perayaan hari Natal dan Tahun Baru 2024. Menariknya, tahun baru kali ini juga bertepatan dengan masa kampanye sehingga tentu saja semua harus kita antisipasi," ujar Indah.

Baca Juga : Jadi Inspektur Upacara HUT RI Ke-79, Bupati Liuwu Utara: Ini Tahun Terakhir Saya Memimpin Upacara Bendera

Indah berujar pelaksanaan rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah yang rutin dilakukan tiap awal pekan secara hybrid memberikan kontribusi cukup besar dan konkret terhadap pengendalian inflasi.

 

"Alhamdulillah secara nasional kondisi inflasi kita cukup terkendali. Kemudian kalau kita lihat berdasarkan data SP2KP Kemendag dan analisis BPS minggu pertama bulan Desember 2023, Luwu Utara ini termasuk salah satu kabupaten yang mengalami penurunan Indeks Perkembangan Kerja (IPK) yang tinggi di Sulawesi Selatan. Angkanya mencapai 1,943 persen, dengan komoditas andil terbesar di antaranya cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah," bebernya.

Indah menjelaskan kondisi Inflasi di Luwu Utara pada November 2023 mengalami deflasi sebesar 0,01 persen.

Baca Juga : Bupati Luwu Utara Letakkan Batu Pertama Pembangunan DAK Fisik Pendidikan

"Ini tentu menggembirakan di satu sisi, tetapi perlu diantisipasi, jangan sampai terlalu lama mengalami deflasi karena jika deflasi terlalu lama, maka tidak akan terjadi perputaran ekonomi. Kalaupun ada, maka akan sangat kecil. Sementara, kita juga mendorong perputaran ekonomi," jelas Indah.

Untuk itu, Indah menyebutkan beberapa langkah utama yang perlu dilakukan dalam mengendalikan inflasi sekaligus mencegah deflasi berkepanjangan.

"Rapat yang kita lakukan ini ingin memantau, yang pertama ketersediaan pasokan setiap komoditas, kedua keterjangkauan harga, dan ketiga distribusinya," sebutnya.

Baca Juga : Feri Fadri Asal Bone Raih Podium I Masamba Run

"Kemudian ada beberapa langkah yang didorong pemerintah dalam menjaga ketersediaan pasokan, seperti memastikan pekarangan pangan lestari, pertanian keluarga melalui 3K, yaitu kebun, kolam, dan kandang, kemudian peningkatan produksi ternak, tanaman pangan, perikanan budidaya dan tangkap. Juga pembudidayaan LKM dan UMKM," tambahnya.

Adapun 20 komoditas yang diukur dan dipantau, yaitu beras, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, gula pasir, bawang putih, tepung terigu, udang, ikan kembung, mi instan, tempe, tahu, pisang, susu bubuk balita, susu bubuk, dan jeruk.

"Selain itu, kita juga perlu memastikan ketersediaan gas elpiji dan BBM," pinta Indah.