Kamis, 07 Desember 2023 21:39
Lahan rawa di Bone untuk pemanfaatan ketahanan pangan menuhu swasembada pangan 2024
Editor : Lisa Emilda

RAKYATKU.COM, MAKASSAR-- Salah satu lahan yang dapat digunakan untuk menambah produksi pangan khusumya padi dan jagung yakni dengan memanfaatkan lahan rawa dan lahan kering yang belum dimanfaatkan secaraa optimal.

 

Menurut Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, krisis pangan harus diwaspadai, mengingat produksi beras di tahun 2022 lalu hanya sekitar 31,54 juta ton, kondisi ini diperkirakan stagnan di tahun 2023 karena ada iklim ekstrem El-Nino. Oleh karena itu pemerintah melakukan upaya-upaya peningkatan produksi pangan khususnya padi dan jagung dengan memanfaatkan lahan rawa dan lahan kering maupun lahan tadah hujan atau non irigasi di sejumlah daerah di Sulsel.

Amran mengatakan selain itu juga dilakukan persiapan percepatan tanam yang didukung dari ketersediaan dan pendistribusian pupuk.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

"Untuk tahap awal Kementan telah menyiapkan 500 ribu hektare lahan rawa pada awal tahun 2024 mendatang. Secara keseluruhan ditargetkan 1 juta hektare lahan rawa yang akan dimanfaatkan jadi sawah adapun pemanfaatan lahan di sulsel akan dilakukan di empat Kabupaten yakni Pinrang, Bone, Sidrap dan Wajo,"

 

Semoga dengan pemanfaatan lahan rawa dan pendistribusian pupuk yang baik, Sulsel akan swasembada pangan di tahun 2024.

Mendukung hal itu, Direktur Keuangan dan Managemen Risiko Pupuk Indonesia mengatakan untuk menjamin kelancaran pupuk bersubsidi hingga ke petani, Pupuk Indonesia memiliki fasilitas distribusi di Sulsel. Fasilitas distribusi ini terdiri dari 24 gudang yang tersebar hampir di semua Kabupaten/Kota, 54 distributor, dan 1.093 kios. Seluruh fasilitas distribusi ini dapat dipantau secara digital dan realtime melalui Distribution Planning & Control System (DPCS).

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

Tidak hanya itu, untuk mempermudah koordinasi serta memperkuat pengawasan di lapangan, Pupuk Indonesia juga memiliki 28 petugas lapangan yang tersebar di berbagai daerah di Sulsel. Ini merupakan komitmen perusahaan dalam menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi berdasarkan prinsip enam tepat (6T), yaitu tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu, dan tepat mutu.

Ia juga memastikan pupuk bersubsidi akan disalurkan kepada petani sesuai dengan regulasi pemerintah.

"Di Sulsel, tercatat sekitar 2.137.350 hektare lahan pertanian, yang digarap oleh 933.888 petani dan tersebar di 24 kabupaten/kota. Dengan total e-alokasi pupuk bersubsidi tahun 2023 sebesar 686.714 ton. Rinciannya urea 420.521 ton, NPK 243.309 ton, dan NPK khusus kakao 22.884 ton.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Sementara itu, dari sisi penyaluran atau pendistribusian pupuk bersubsidi di daerah Penjualan Wilayah 6, Pupuk Indonesia per 30 Oktober 2023 telah merealisasikan atau menyalurkan pupuk bersubsidi 722.526 ton atau di angka 54 persen dari total alokasi sepanjang tahun 2023 sebanyak 1.343.731 ton.

"Harapannya dengan ketersediaan pupuk, hasil panen meningkat dan apa yang diharapkan pemerintah Sulsel bisa swasembada pangan bisa terwujud," ujarnya.