Rabu, 25 Oktober 2023 08:15
Pertemuan Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, dengan Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto, di Kantor Gubernur Sulsel, Makassar, Selasa (24/10/2023). (Foto: Pemprov Sulsel)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto, menemui Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, di Kantor Gubernur Sulsel, Makassar, Selasa (24/10/2023). Kedatangan Adi untuk melaporkan kondisi kelistrikan di Sulsel yang beberapa waktu belakangan ini dilakukan pemadaman bergilir.

 

Adi menjelaskan, kemarau akibat El Nino telah berdampak terhadap berkurangnya debit air sehingga menyebabkan kemampuan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) turun sekitar 75 persen, dari 850 megawatt (MW) menjadi 200 MW. Sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan saat ini sangat bergantung terhadap debit air karena 33 persen pembangkitnya berasal dari PLTA.

"Kami terima kasih atas bantuan Bapak Pj Gubernur Sulsel yang telah menyampaikan pernyataan resmi soal darurat kebutuhan listrik dan debit air sebagai bahan baku PLTA di Sulsel," kata Adi.

Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel

Adi mengungkapkan, berbagai upaya terus dilakukan mulai dari Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), khususnya di daerah aliran sungai lokasi PLTA. Upaya ini telah membuahkan hasil dimana hujan sudah turun di beberapa lokasi PLTA, dengan harapan debit air dapat terus bertambah dan suplai listrik bisa kembali normal.

 

"Secara hitung-hitungan, berdasarkan jumlah debit air, awal November 2023 ini akan mulai meningkat. Semoga sudah lebih baik," imbuhnya.

Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran PLN atas kerja kerasnya melayani masyarakat. Sekalipun masih ada pemadaman bergilir akibat debit air yang menurun.

Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik

Bahtiar mengatakan, listrik memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen akan turut bersinergi dengan PLN dalam mengatasi kondisi sekarang ini.

Begitupun untuk industri. Bahtiar mengungkapkan, salah satu yang menjadi kendala untuk menarik investasi ke Sulsel adalah listrik. Industri smelter di Bantaeng, misalnya, akan menambah tungku, tetapi masih terkendala listrik.

"Kendala investasi di Sulsel ini adalah listrik. Dari segi jalan bagus, bandara bagus, pelabuhan bagus, sisa bagaimana listrik ini ditingkatkan. Apalagi untuk industri smelter, butuh listrik yang besar," terangnya.