Jumat, 20 Oktober 2023 21:00
Editor : Usman Pala

RAKYATKU.COM -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus menggenjot produksi maupun produktivitas hingga turunan komoditas kakao agar semakin bernilai tambah dan mampu bersaing dengan para kompetitor dari negara lain. Tuntutan pasar yang kian hari kian rigid membuat posisi tawar kakao perlu diakselerasi.

 

Akan hal ini, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan bersinergi BUMN yakni dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Bali.

Salah satunya melakukan penandatanganan MoU Akselerasi Pengembangan Kakao, bersamaan dengan kegiatan Orientasi Lapang Bimbingan Teknis Intensifikasi dan Pengembangan Komoditas Perkebunan, yang dihadiri oleh 94 Ketua Kelompok Tani (Poktan), di Puslitkoka Jember.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan, Muhamad Rizal Ismail mengatakan hal ini sejalan dengan arahan Plt. Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi, meminta agar sigap memperkokoh komoditas perkebunan, termasuk kakao, harus menjadi prioritas untuk dikembangkan agar bisa menjadi nomor satu didunia.

 

Perkebunan itu komoditasnya berlimpah, tapi harus bernilai tambah dan berdaya saing, termasuk kakao harus bisa bersaing dengan kakao dari negara lain, hingga kakao Indonesia harus bisa terus melejit tembus pasar global

"Dengan adanya penandatanganan MoU ini, diharapkan sasaran dukungan akselerasi pengelolaan kebun berbasis Big Data, pengoptimalan penerapan GAP, pengembangan agribisnis terpadu hulu-hilir, pengembangan SDM dan kelembagaan, kemitraan usaha serta fasilitasi dukungan investasi dan kerjasama dapat terwujud dengan baik," kata Muhamad Rizal pada penandatanganan MoU Akselerasi Pengembangan Kakao tersebut di Jember, Kamis (19/10/2023).

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

"Perlunya kolaborasi dan komitmen dari semua pihak termasuk pekebun untuk mendukung pengembangan kopi dan kakao. Peran pemerintah daerah dan lembaga riset sangat vital dalam bentuk komitmen dukungan program," sambungnya.

Rizal menambahkan dengan adanya minat dan konsistensi pekebun di area Badung diharapkan dapat mendukung optimalisasi terbentuknya pengembangan Kawasan sentra hulu kopi dan kakao di Badung. Hal ini diikuti dengan akselerasi pendataan pekebun melalui Surat Tanda Daftar Perkebunan (STDB) untuk memenuhi traceability.

"Selain itu, puslitkoka sebagai Lembaga riset agar dapat memaksimalkan perannya dalam memberikan asistensi kepada petani baik berupa bimbingan teknis, transfer teknologi maupun diseminasi," terangnya.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Kepala Dinas Kabupaten Pertanian dan Pangan Badung, I Wayan Wijana menyambut baik komitmen bersama dengan Ditjen Perkebunan dan Puslitkoka, untuk bersama-sama mengembangkan kopi dan kakao di Kabupaten Badung. Pasalnya, potensi kopi dan kakao di Kabupaten Badung cukup besar.

"Pemda tentu akan terus memberikan dukungan baik dari hulu hingga ke hilir yang disinergikan dengan sektor pariwisata karena potensi kopi dan kakao disini cukup besar," kata Wayan.

Pada moment ini, Kepala Puslitkoka, Dini Astika Sari mengatakan sebagai lembaga riset, pihaknya terus memberikan dukungan dalam diseminasi teknologi dan pendampingan penuh agar seluruh program dapat terlaksana dengan baik.

Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani

Puslitkoka dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung pada tahun 2022 telah banyak melakukan Kerjasama diantaranya sektor penguatan hulu kakao yakni melakukan pembangunan demplot kakao sebagai salah satu center of excellence kakao di Badung.

"Kemudian, kerjasama mapping clone di 8 area yang akan mendukung kebutuhan informasi kesesuaian klon unggul dan cita rasa unik di Badung, dan penguatan sektor pasca panen dari produk hasil perkebunan kopi dan kakao,” jelasnya.

Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan dengan adanya Nota Komitmen tripartit antara Ditjen Perkebunan dengan Puslitkoka dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, disertai dukungan kinerja dan komitmen yang sinergis, akan menghasilkan lompatan dampak yang luar biasa bagi komoditas kakao dan komoditas perkebunan lainnya di Kabupaten Badung. Pengembangan kakao hari hulu ke hilir tentunya semakin kuat, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga kakao dapat diekspor.

Baca Juga : Halal Bihalal Kementerian Pertanian, Mentan Amran Bicara Cinta Membangun Pertanian Gemilang

"Linearitas program akan semakin diperkuat, dan fokus kerja akan semakin terbentuk," tuturnya.

BERITA TERKAIT