RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin, memantau harga sembako di Pasar Daya, Makassar, Selasa (17/10/2023). Usai peninjauan, inflasi di Sulsel dipastikan terkendali.
"Pengendalian harga beras yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, Bulog, dan Badan Ketahanan Pangan sangat luar biasa. Harga beras kita lumayan stabil," kata Bahtiar didampingi Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari, Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, serta Forkopimda
Bahtiar mengapresiasi program pengendalian inflasi Pemkot Makassar menggunakan mobil inflasi terkoneksi dengan aplikasi yang menurutnya inovatif.
Baca Juga : 10 November 2024, Pemprov Sulsel Ajak Warga Hening Cipta Serentak untuk Kenang Jasa Pahlawan
"Program pemerintah soal beras ini patut kita pertahankan. Ini membuktikan Makassar punya inovasi, ada mobil inflasi, itu keren," ujarnya.
Meski cenderung stabil, Bahtiar mengakui ada beberapa komoditas yang selama ini menjadi kebutuhan masyarakat Sulsel mengalami kenaikan harga, seperti jeruk nipis, kelapa, dan cabai rawit.
"Itu jeruk nipis karena kita suka makan coto itu naik, dari Rp8 ribu (per kg) menjadi Rp10 ribu. Kelapa juga naik sekitar Rp1.000, itu juga menjadi kebutuhan kita, karena kita suka makan yang santan-santan. Mungkin yang naik lagi, iya cabai rawit," urainya.
Baca Juga : Ninuk Zudan Buka Trend Hijab Road to AMBF
Khusus cabai rawit, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel lewat TP PKK Sulsel dan PKK kabupaten/kota se-Sulsel mendorong Gerakan Penanaman 10 Pohon Cabai Rawit di tiap rumah untuk mengatasi inflasi.
"Kami dari Pemprov bersama pemda kabupaten/kota sudah mendorong bagaimana cabai ini kita atasi bersama-sama. Ini masalah hampir di seluruh daerah. Cuma kita dorong bagaimana ada tanaman cabai di setiap rumah," imbuhnya.
"Kalau itu benar-benar ada di setiap rumah dan setiap daerah melaksanakan, insyaallah masalah cabai rawit tidak jadi permasalahan lagi. Ini naiknya dua kali lipat, loh, dari Rp15.000 naik menjadi Rp30.000 sampai Rp40.000," lanjutnya.
Baca Juga : Prof Zudan Tinjau Lokasi Tiga Cabang Lomba MTQ Korpri VII Kalteng
Bahtiar mengungkapkan yang menjadi perhatian bersama, meskipun secara umum barangnya ada, tatapi harganya memang mesti diperhatikan mulai di tingkat hulu.
"Pekarangan harus kita tanami cabai, kita tanami tomat, insyaallah ini akan diatasi. Nanti kami akan bicarakan lagi di internal bagaimana cara mengatasi produksinya yang kurang sehingga harganya yang meningkat bisa ditekan," tuturnya.
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, mengatakan Pj Gubernur Sulsel, Ketua DPRD Sulsel, dan seluruh Forkopimda, bersama-sama meninjau langsung pasar di Makassar.
Baca Juga : Prof Zudan Dampingi Wapres RI Buka MTQ Korpri Nasional VII Kalteng
"Tadi kita dengan Bapak Gubernur, Forkopimda sudah hari kedua, kemarin kita di Poetere, sekarang kita di Kapasa sini. Pertama adalah pemerintah kota memantau harga pagi sore lewat aplikasi, di situ kami melihat dan memantau langsung," kata Danny Pomanto, sapaan akrabnya.
Ia menjelaskan, Pemkot Makassar memiliki 10 mobil inflasi dan akan segera mengintervensi soal kenaikan harga cabai.
"Mobil inflasi kita itu bukan hanya khusus untuk mengatasi kenaikan harga beras, tapi juga hortikultura," lanjutnya.
Baca Juga : Prof Zudan Ajak Bumikan Nilai Qur'ani di Birokrasi dan Masyarakat
Kepala Bulog Makassar, Budi memastikan semua bahan pokok saat ini aman dan terkendali, khususnya beras aman sampai akhir tahun dan masa panen yang akan datang.
"Kedua, terkait sinergitas kami sudah sampaikan ke Pak Gubernur dan Wali Kota bersama-sama mengendalikan inflasi, menyalurkan bantuan pangan yang selalu disalurkan," ucapnya.
Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari, menyampaikan atas nama pimpinan dan seluruh jajaran DPRD Sulsel dan masyarakat Sulsel merasa bersyukur apa yang bisa dilakukan kali ini untuk mengatasi inflasi.
"Kami bersyukur apa yang ada hari ini. Ini adalah bukti bahwa pemerintah provinsi, pemerintah kota, turun langsung melihat kondisi ekonomi masyarakat untuk saat ini, karena ada kenaikan luar biasa di sejumlah komoditas, di antaranya cabai dan jeruk nipis," tuturnya.