RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, memaparkan potensi jalur dagang Sulsel pada South Sulawesi Investment Forum (SSIF) 2023 kolaborasi Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel, Rabu (4/10/2023).
Turut hadir Hasyim mewakili Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Filaningsih Hendarta selaku Deputi Gubernur BI, Causa Iman Karana selaku Kepala BI Perwakilan Sulsel, Andi Januar Jaury selaku Ketua Komisi C DPRD Sulsel, Konsulat Jenderal Jepang, Konsulat Jenderal Australia, Kedutaan Besar Denmark, dan Kedutaan Besar Singapura.
Pj Gubernur Bahtiar menjelaskan distribusi barang melalui jalur laut mesti diubah yang sebelumnya hanya ditopang jalur laut di Selat Makassar kemudian pada masa datang perlu dibuatkan skema strategis jalur dagang melalui Teluk Bone.
Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel
"Kita mesti sudah buatkan skema strategis jalur perdagangan yang tidak hanya melalui Selat Makassar, namun juga melalui Teluk Bone. Kemudian stigma antara wilayah barat dan wilayah timur tidak relevan lagi semenjak adanya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur," ungkap Bahtiar.
Ia menegaskan dipilihnya Kalimantan Timur sebagai lokasi ibu kota baru dinilai sangat strategis bagi perdagangan di Sulsel. Sebab, lalu lintas dagang lintang utara sangat efektif dan efisien untuk kirim barang ke Malaysia, Brunei Darussalam, Cina, Jepang, Korea, dan Filipina, apabila penerbangan langsung atau direct fly langsung ke Makassar, begitupun sebaliknya baik jalur darat maupun jalur laut.
Hal ini sejalan dengan program tol laut yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Apabila skema strategis tersebut sudah berjalan, maka bisa saja biaya distribusi barang lebih murah yang berimplikasi pada harga barang," terangnya.
Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik
Ia berharap penerbangan langsung dari Makassar ke negara tujuan eksportir segera dibuka oleh Angkasa Pura. "Bayangkan biaya distribusi kalau barang dikirim ke Jakarta dan Surabaya dulu baru tiba ke Makassar. Jika jalur ini dibuka, harga barang di Pulau Maluku dan Papua dapat lebih murah dari saat ini," imbuhnya.
Deputi Gubernur BI, Filaningsih Hendarta, mengatakan proyeksi jalur perdagangan yang telah dipaparkan Pj Gubernur Bahtiar sangat menginspirasi para calon investor untuk berinvestasi di Sulsel.
"Sangat menginspirasi proyeksi dagang dari hulu ke hilir yang dipaparkan Pj Gubernur Bahtiar sehingga menambah daya tarik para investor untuk berinvestasi di daerah ini," ujarnya.
Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan
Ia mengungkapkan pertumbuhan ekonomi melambat pada triwulan II sekitar 5 persen disebabkan dua faktor, yaitu kinerja ekspor yang tertahan seiring permintaan dari mitra dagang yang sedikit melemah dan aktivitas ekonomi konsumsi domestik yang tumbuh lebih rendah.
Walaupun demikian, lebih lanjut Filaningsih menegaskan, investasi di Sulsel tumbuh Rp3,96 triliun yang didorong Penanaman Modal Dalam Negeri (PDMN) Rp2,95 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp1,36 triliun yang didominasi sektor pertambangan dan industri logam dasar.
Realisasi investasi ini berkat kolaborasi Pemprov Sulsel dengan BI Perwakilan Sulsel melalui Forum Pinisi Sultan. Hal ini sebagai role model bagi pemerintah daerah di Indonesia.
Baca Juga : ASN Pemprov Sulsel Tanda Tangani Pakta Integritas Netralitas Jelang Pilkada Serentak
SSIF pun ditindaklanjuti dengan penandatanganan kerja sama PT Bantaeng Sinergi Cemerlang, PT Sarana Pembangunan Sulawesi, China Railway 19th Bureau Group.co.ltd, serta peluncuran kartu kredit dan penandatanganan peraturan kepala daerah mengenai kartu kredit pemerintah daerah untuk kabupaten/kota di Sulsel.