Kamis, 21 September 2023 16:33
Editor : Lisa Emilda

RAKYATKU.COM, MAKASSAR- PT PLN (Persero) terus mengambil langkah-langkah strategis dalam memitigasi kemarau berkepanjangan sehingga mengakibatkan debit air berkurang di beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH).

 

Dilansir dari laman bmkg.go.id, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak kemarau akan terjadi di akhir September 2023 dan akan lebih kering dari normalnya dan juga lebih kering dari tiga tahun sebelumnya di beberapa daerah termasuk Sulawesi.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin menjelaskan komposisi pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) yang memasok listrik di sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) cukup besar.

Baca Juga : Pasokan Listrik Tiga Kabupaten di Sulawesi Selatan 100% Pulih, PLN Terjunkan Tim Bantuan Guna Percepat Pemulihan di Luwu

"Dampak kemarau yang cukup panjang diprediksi akan berimplikasi pada pola pengoperasian pasokan listrik di sistem kelistrikan Sulbagsel pada akhir September 2023," ungkap Andy.

 

Dirinya menegaskan guna memaksimalkan pola pengoperasian PLTA, pihaknya berupaya melakukan modifikasi cuaca untuk menghasilkan hujan buatan.

"Kami berkomitmen akan terus berupaya untuk menghadirkan pasokan listrik yang prima kepada pelanggan salah satunya dengan pemeliharaan infrastruktur terjadwal dan penetrasi modifikasi cuaca untuk meningkatkan debit air di beberapa pembangkit energi bersih" ungkap Andy.

Baca Juga : Tanggap dan Cepat, Aksi Peduli YBM PT PLN (Persero) Salurkan Bantuan Korban Longsor dan Banjir di Sulawesi Selatan

Andy memastikan PLN akan terus meminimalisir terjadinya manajemen beban dengan percepatan pekerjaan di lapangan dan terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait dalam penanganannya.(**)

TAG