Jumat, 08 September 2023 08:05
(Foto: PT Vale Indonesia)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, LUWU TIMUR - Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Bidang Perubahan Iklim dan Restorasi Gambut (PIRG) mengunjungi PT Vale Indonesia di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Selasa (5/9/2023).

 

Rombongan KAHMI yang berkunjung, yakni Ketua Bidang PIRG, Rachmat Hidayansyah Razak; Bendahara Bidang PIRG, Dadan Setiawan; Ketua Departemen Perubahan Iklim, Ismet Djafar; serta Anggota Departemen Perubahan Iklim, Ubaidillah dan Nurdeni.

Setelah tiba di Bandara Sorowako pukul 10.00 Wita, rombongan bertolak ke Departemen Process Plant untuk melihat proses pengolahan ore atau bijih sampai dikemas menjadi nikel matte dengan kadar 78 persen. Di sini rombongan menyaksikan bahwa PT Vale sudah memproduksi nikel sesuai ketentuan perundangan.

Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024

Rombongan kemudian melihat ruang kontrol terpusat di Departemen Utilities dan Hydro untuk melihat bagaimana PT Vale menghasilkan dan menggunakan energi dari sumber energi terbarukan, yaitu PLTA untuk proses operasi di Sorowako.

 

Senior Manager Utilities PT Vale, Muammar, menjelaskan PT Vale juga menggunakan electric boiler yang merupakan teknologi boiler terkini dengan efisiensi tinggi dan nol emisi carbon. Boiler ini adalah boiler pertama yang digunakan di perusahaan pertambangan nikel.

Selanjutnya, rombongan mengunjungi Solia Hill berlokasi di area mining. Di sana rombongan banyak menanyakan tentang upaya PT Vale dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Pertanyaan tersebut dijawab langsung perwakilan manajemen, yakni Director Mines, M. Rizal Baslang; Senior Manager Mine Production Sorowako, Abdul Rauf; Director Environment & Permit Management, Zainuddin; serta leaders terkait.

Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29

Terakhir, mereka mengunjungi Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea yang di dalamnya terdapat fasilitas penyemaian bibit atau nursery dan penangkaran Rusa. Di taman seluas 75 hektare itu, Rachmat Hidayansyah Razak dan Ismet Djafar juga menanam pohon agathis dan dengen.

Ismet Djafar mengatakan, kunjungan ini kian menegaskan bagaimana PT Vale sangat berkomitmen dalam pengelolaan lingkungan. Apalagi, pihaknya dalam kunjungan tersebut menyaksikan sekaligus belajar langsung tentang upaya PT Vale dan kepatuhan terhadap lingkungan dalam melakukan pertambangan nikel. Oleh karena itu, ia mewakili Majelis Nasional KAHMI berterima kasih atas kesempatan yang diberikan PT Vale.

"Dari kunjungan kami di beberapa tempat hari ini, kami sangat yakin dan betul-betul melihat sendiri bukti nyata yang dilakukan PT Vale di lapangan itu sangat luar biasa. Apa yang dilakukan PT Vale sudah sangat sesuai, bernilai positif, dan patut dijadikan acuan bagi perusahaan tambang lainnya,” jelasnya.

Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero

Anggota Tim Ahli Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (PUSHEP) itu menambahkan, PT Vale sebaiknya membuka kesempatan bagi lembaga pendidikan, lembaga kajian, dan lembaga kemasyarakatan untuk melihat langsung praktik pertambangan berkelanjutan.

"Artinya, masyarakat bisa merasakan juga kehadiran PT Vale yang menjadi berkat bagi bangsa Indonesia sehingga menambah bukti nyata bahwa PT Vale sangat peduli kepada masa depan anak negeri,” tutur alumnus Geologi Universitas Hasanuddin (Unhas) itu.

Ismet menegaskan, PT Vale sudah sangat berkontribusi di dalam negeri selama puluhan tahun. Bahkan, kata dia, langkah dan strategi untuk menjawab tantangan perubahan iklim sudah jauh lebih maju. “Semoga apa yang telah baik hari ini dapat dipertahankan dan terus bisa berkembang dari masa ke masa,” terangnya

Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan

Director Environment & Permit Management PT Vale, Zainuddin, menjelaskan upaya PT Vale dalam tantangan perubahan iklim telah dicanangkan lewat peta jalan atau road map yang ditargetkan digapai tahun 2050. “Target net zero emission kita itu lebih cepat dibandingkan pemerintah yang menargetkan hal itu tercapai di 2060,” bebernya.

Zainuddin menambahkan, isu perubahan iklim telah menjadi konsentrasi utama bagi perusahaan secara global. Terbaru, PT Vale tengah menggodok pemetaan dan strategi efisiensi penggunaan air. Perusahaan berfokus menurunkan ambang tekanan air atau water stress ke level terendah atau no stress.

Upaya ini, dijelaskan Zainuddin, masuk dalam langkah mitigasi water scarcity, water stress, dan water risk. Langkah yang dilakukan perusahaan di antaranya mengurangi penggunaan air di Furnace (tungku pembakaran) 4 dengan menggunakan udara.

Baca Juga : PT Vale Adopsi Diesel Terbarukan HVO, Kurangi Emisi Karbon hingga 70%

“Langkah lain dengan mendaur ulang air yang digunakan dalam tambang. Jadi, kita tidak langsung buang air limpasan tambang, tetapi diolah atau dijernihkan kembali untuk dimanfaatkan misalnya untuk menyiram jalan tambang. Itu langkah terhadap water scarcity,” jelas Zainuddin.

Alumnus Teknik Mesin Unhas itu menambahkan, untuk tata kelola water stress saat ini PT Vale masih dalam ambang low stress. “Kan, ada lima kategori atau level water stress; critical stress, high stress, medium stress, low stress, dan no stress. Kita ingin turunkan status ke no stress ini atau di bawah 25 persen,” papar Zainuddin.

Ia menambahkan, lawatan Bidang Perubahan Iklim dan Restorasi Gambut KAHMI disambut hangat manajemen. “Kami bisa mendapat masukan dari Majelis Nasional KAHMI yang memiliki anggota dengan beragam latar belakang profesi sehingga kita bisa meningkatkan lagi kinerja ataupun mendapatkan inovasi baru,” ucapnya.

BERITA TERKAIT