Jumat, 14 Juli 2023 20:42
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), saat kunjungan kerja ke Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (13/7/2023). (Foto: Kementerian Pertanian)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, GUNUNGKIDUL - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (13/7/2023). Di sana, Mentan SYL menyerahkan bantuan pengendalian antraks kepada peternak terdampak.

 

Menurut Menteri SYL, penanganan antraks oleh Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul sangat baik dan cukup terukur melalui berbagai upaya pengendalian.

"Saya apresiasi langkah yang diambil Pak Bupati bersama anggota saya di Kementan. Penanganan-penanganan, SOP terhadap penyakit hewan yang dilakukan Pak Bupati sangat apik dan diatur cukup baik," kata Mentan SYL.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Mentan SYL menjelaskan keberhasilan pengendalian antraks dilakukan melalui tiga agenda, yaitu agenda darurat, agenda temporer, dan agenda permanen yang dituangkan dalam bentuk investigasi maupun penelusuran kasus, pemeriksaan sampel, serta menghentikan lalu lintas keluar dan masuk di lokasi tertular.

 

Selain itu, juga dilakukan penyuntikan antibiotik, melakukan dekontaminasi dengan disinfektan pada lokasi penyembelihan dan penguburan ternak, dan penyemenan tempat penguburan ternak terinfeksi antraks.

Namun, Mentan SYL mengingatkan, spora antraks mampu bertahan 40 sampai 50 tahun. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat utamanya peternak terhadap antraks harus terus ditingkatkan. Pasalnya, populasi ternak di Gunungkidul cukup besar.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, mengatakan peternakan merupakan subsektor yang cukup besar berkontribusi terhadap PDRB Gunungkidul.

"Populasi sapi di sini mencapai 153 ribu, belum kambing, hampir 200 ribu, dan domba 12 ribu lebih. Oleh karena itu, kami mengharapkan ke depan di Gunungkidul bisa ada RPH sebagai support system peternak di sini," ujarnya.

Menurut Sunaryanta, faktor optimisme, sikap, dan respons masyarakat yang terkendali menjadi kekuatan yang membuat wabah antraks ini terkendali.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

"Kalau masyarakat panik, itu kekalahan kita, setengah kekalahan kita itu karena panik, karena takut, kekhawatiran yang berlebihan tapi optimisme lah yang membangun kekuatan sehingga sampai saat ini antraks terkendali," imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DI Yogyakarta, Sugeng Purwanto, mengharapkan ke depannya dengan kesiapan bersama dan kesigapan semua pihak, antraks tidak ditemukan lagi di DI Yogyakarta, khususnya di Gunungkidul.

"Ini setiap tahun antraks berulang, tapi mudah-mudahan dengan kerja sama semua pihak, tahun depan sudah tidak terjadi lagi," ucapnya.