Rabu, 21 Juni 2023 15:15
Ilustrasi.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Program One Village One Outlet (OVOO) di wilayah Sulawesi mendapat tanggapan dari pakar energi Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr. Ir. Musri, M.T., yang juga Anggota Dewan Energi Nasional.

 

Menurut Musri, program OVOO merupakan upaya pro rakyat yang memberikan akses energi kepada masyarakat pedesaan, terutama yang berada di wilayah 3T (terluar, terpencil, dan tertinggal).

Musri mengungkapkan bahwa program ini memiliki dampak positif bagi pedagang kecil yang berperan penting dalam perekonomian masyarakat. "Itu baik. Bagaimanapun itu ada pengaruhnya pada pedagang kecil. Kan, itu (pedagang kecil) menghidupkan perekonomian masyarakat," kata Musri, Selasa (20/6/2023).

Baca Juga : Usulan Pemprov Sulsel Larang Penunggak Pajak Beli BBM Bersubsidi Tuai Kritik

Selain itu, Musri juga menyoroti keberadaan pertashop sebagai implementasi dari program OVOO yang dianggap dapat memberikan bantuan yang signifikan. Dalam pandangan Musri, program ini memiliki efek positif yang jelas bagi konsumen.

 

Pertamina mengklaim bahwa program OVOO di Sulawesi telah mencapai target yang ditetapkan. Program ini telah berhasil mewujudkan upaya pemerataan produk energi seperti bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji ke seluruh penjuru negeri.

Data dari Pertamina menunjukkan pada triwulan II 2023, sudah ada 33 titik SPBU Kompak di Sulawesi Selatan, 51 titik di Sulawesi Tenggara, dan 44 titik di Sulawesi Tengah.

Baca Juga : Jamin Kuota BBM di Bone Aman, Pj Bupati Bone: Jangan Panic Buying!

SPBU Kompak merupakan realisasi dari program BBM satu harga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah 3T, termasuk wilayah kepulauan. Musri menambahkan selain aspek konsumen, perlu juga dipertimbangkan dampaknya terhadap pedagang eceran.

Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi telah berhasil mencapai target dalam pemerataan akses energi di Sulawesi. Mereka telah mengembangkan 30.014 pangkalan elpiji tiga kilogram yang tersebar di 8.672 desa dan kelurahan dari total 8.470. Hal ini berarti program OVOO telah mencapai 102 persen dari target yang direncanakan. Pangkalan elpiji tiga kilogram sudah menjangkau 863 kecamatan dari total 852 kecamatan di enam provinsi di Sulawesi.

Area Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, menjelaskan upaya ini dilakukan agar masyarakat di perdesaan dapat dengan mudah mendapatkan elpiji dengan harga yang ditetapkan pemerintah, yang bersih, hemat, dan ramah lingkungan.

Baca Juga : Kenaikan Harga BBM Nonsubsidi, Ekonom Sebut Penyesuaian Pertamina Sudah Tepat

Selain mengembangkan pangkalan elpiji tiga kilogram, Pertamina juga melalui program OVOO mendorong pengembangan outlet Pertashop untuk mendistribusikan BBM, Bright Gas, serta produk pelumas Pertamina. Hingga saat ini, terdapat 397 outlet Pertashop yang telah beroperasi di wilayah Sulawesi, yang membantu dalam mendistribusikan energi secara merata dan mendukung pertumbuhan ekonomi desa.

Konsumsi harian rata-rata LPG PSO di Sulawesi per Mei 2023 sekitar 1.771 metrik ton (MT) dan elpiji non PSO sekitar 139 MT. Penggunaan elpiji tiga kilogram bersubsidi sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2007 hanya diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu dan usaha mikro. Untuk usaha kecil, menengah, dan atas, serta masyarakat yang mampu, disarankan menggunakan elpiji nonsubsidi Bright Gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram agar distribusi elpiji subsidi dapat tepat sasaran.