RAKYATKU.COM, KOLAKA - PT Vale Indonesia memperkuat kerja sama dengan PT PLN dalam upaya menyediaan daya listrik pada fase konstruksi Indonesia Growth Project (IGP) di Blok Pomalaa.
Komitmen itu diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) 1.000 kVA atau 1 megawatt (MW) untuk fase konstruksi Blok Pomalaa yang berlangsung di Hotel Sutan Raja, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Rabu (7/6/2023).
Hadir dalam penandatanganan, Project Director PT Vale Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa, Mohammad Rifai, bersama tim. Sementara, dari pihak PT PLN hadir Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kendari, Eko Ridwan, bersama tim.
Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Project Director PT Vale IGP Pomalaa, Mohammad Rifai, mengatakan penyediaan listrik 1 MW melalui penandatanganan nota kesepahaman merupakan fase yang sangat penting dalam proses pengembangan Blok Pomalaa.
"Penandatangan ini sebagai wujud komitmen perseroan untuk senantiasa hadir mempercepat project di Pomalaa. Apalagi kawasan pengembangan Blok Pomalaa masuk dalam Proyek Strategi Nasional (PSN)," katanya.
Dia menambahkan, penandatanganan ini merupakan salah satu langkah yang penting dalam memberi perubahan menuju terealisasinya project strategis di Pomalaa. "Langkah besar dimulai dari langkah kecil, 1 MW ini menjadi langkah awal untuk menuju tujuan utama kita yaitu beroperasi di Pomalaa," terangnya.
Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29
Manajer UP3 Kendari, Eko Ridwan, menjelaskan, hilirisasi seperti yang dilaksanakan lewat IGP Pomalaa adalah proyek strategis yang telah sesuai dengan amanat undang-undang.
"Industri smelter PT Vale menjadi salah satu proyek strategis dalam hilirisasi industri mineral di Indonesia. Untuk itu, PLN siap mendukung dan berkomitmen penuh memasok daya listrik yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam lingkup pertambangan, guna mewujudkan percepatan hilirisasi industri," tuturnya.
Komitmen tersebut, kata Ridwan, secara tegas disampaikan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodj, yang menyebutkan bahwa PLN memastikan kebutuhan listrik pengusaha smelter akan dapat dipenuhi sesuai jadwal dan komitmen yang telah disepakati.
Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero
"Kami dari PLN UP3 Kendari ingin mewujudkan pesan tersebut. Bukan hanya untuk bisa mendukung industri smelter dengan skala pelanggan tegangan tinggi, tetapi juga perusahaan-perusahaan smelter atau pertambangan yang masih dalam proses konstruksi. Begitupun dalam operasional membutuhkan pasokan listrik dalam lingkup tegangan menengah 20 KV," bebernya.
Dia juga mengatakan, listrik yang disalurkan untuk kebutuhan PT Vale di Blok Pomalaa bersumber dari renewable energy atau energi terbarukan.
Selain itu, sistem kelistrikan UP3 Kendari kini sudah interkoneksi dengan subsistem Sulawesi Bagian Selatan berkapasitas 1.894.078 MW dan hingga saat ini masih surplus 270,51 MW. Dengan melihat perkembangan industri di wilayah Sulawesi, khususnya Sulawesi Tenggara, PLN UP3 Kendari sudah bersiap menyediakan pasokan listrik yang andal.
Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan
UP3 Kendari, khususnya ULP Kolaka, tambah Ridwan, saat ini dipasok dua dardu induk (GI), yaitu GI Kolaka (30 MVA) dan GI Wolo (30 MVA). Selain itu, sistem Kolaka didukung juga pembangkit energi baru terbarukan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Sabilambo yang berkapasitas 2 MW. GI Kolaka inilah yang akan memasok listrik ke lokasi PT Vale Pomalaa saat ini.
"Kami akan memastikan dan mengupayakan pasokan listrik untuk kebutuhan PT Vale Pomalaa terjaga keandalannya. Saat ini, selain PT Vale, beberapa perusahaan sejenis sedang diproses mendapatkan layanan PT PLN dengan kualitas terbaik. Seluruh permohonan yang masuk akan kami kaji dan proses hingga kami bisa menawarkan beberapa skema layanan terbaik dari segi ketenagalistrikan," ungkapnya.
Proyek IGP Pomalaa terdiri atas penambangan dan pengolahan nikel berbasis High Pressure Acid Leach (HPAL). Target produksi tahunan dari proyek ini mencapai 120 ribu metrik ton per tahun dan akan menghasilkan produk akhir berupa nikel dalam mixed hydroxide precipitate (MHP). MHP merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan dalam penyusunan baterai kendaraan listrik.