Sabtu, 10 Juni 2023 00:18
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) membuka Rembug Utama Pekan Nasional Petani Indonesia ke XVI di Auditorium Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat. Dalam kesempatan ini, SYL menekankan pentingnya membangun kolaborasi yang kuat untuk memantapkan posisi tawar komoditi lokal Indonesia dalam mewujudkan kemandirian pangan berkelanjutan.

 

Menurut Mentan SYL, sektor pangan adalah sektor yang paling strategis karena berkaitan langsung dengan aspek dasar kehidupan masyarakat. Sektor pangan juga menjadi tumpuan bagi terbukanya lapangan kerja serta menguatkan ekonomi Indonesia.

"Karena itu Kementan terus mencanangkan semua kabupaten bisa melakukan pengolahan lahan 1000 hektare untuk menguatkan ketahanan dan kemandirian pangan nasional. Disinilah pentingnya kolaborasi sebagai penguat mewujudkan lumbung pangan dunia," ujar SYL, Jumat, 9 Juni 2023.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Selanjutnya, SYL menekankan pentingnya penanganan musim kering alias cuaca ektrem El Nino yang diperkirakan terjadi pada Agustus mendatang. Di antaranya membuka setiap sumur resapan, mengoprasikan pompa, mengatur irigasi dan menyiapkan benih unggul yang tahan cuaca buruk.

 

Terkait hal ini, SYL mengatakan pemerintah sudah memiliki layanan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian yang bisa diakses semua petani dan pelaku usaha tani untuk menguatkan sisi permodalan. Sejauh ini, kinerja dan peminta KUR cukup bagus mengingat kredit yang ditawarkan memiliki bunga yang sangat rendah.

"Besok itu sudah pasti akan ada suhu panas yang luar biasa, Pak. Kalau begitu salah satunya antisipasinya harus dimainkan, salah satunya membuka sumur bor yang sudah menampung air, termasuk menyiapkan berbagai varietas unggul. Pemerintah siap membantunya dengan program KUR sebagai permodalan," tambahnya lagi.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

SYL menambahkan para petani juga dapat membiasakan diri dengan penggunaan pupuk organik sebagai alternatif dalam mengurangi pupuk kimia. Apalagi saat ini bahan baku pupuk kimia mulai langka hampir di seluruh dunia akibat konflik dan perang Rusia dan Ukraina.

"Karena itu harus kita sikapi dengan membuat pupuk sendiri sebagai alternatif penggunaan pupuk kimia yang langka di seluruh dunia. Apalagi di kita ini banyak sekali kearifan lokal yang bisa menunjang itu semua dan yang pasti berskala ekonomi. Mudah-mudahan dengan upaya dan kerja keras kita ini, besok masalah El Nino bisa kita lewati secara baik," jelasnya.

Sebagai informasi, Rembug Utama PENAS Petani Nelayan ke-XVI ini menghasilkan beberapa kesepakatan. Di antaranya menguatkan posisi pangan lokal sebagai wujud kemandirian pangan nasional serta menetapkan PENAS berikutnya atau PENAS XVII di Provinsi Gorontalo.