RAKYATKU.COM, MOROWALI - PT Vale Indonesia resmi meluncurkan program pendidikan kesetaraan Paket B (SMP) dan C (SMA) bagi 13 desa pemberdayaan Blok Morowali, Rabu (31/5/2023). Peluncuran berlangsung di Gedung Serbaguna Desa Kolono, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Acara dihadiri Asisten III Administrasi Umum Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali,
Husban Laonu; Camat Bungku Timur, Sukman Gamal; External Relations Manager PT Vale, Asriani Amiruddin; Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bumi Nikel, Awaludin; dan 13 kepala desa pemberdayaan PT Vale.
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Vale di sektor pendidikan ini merupakan wujud komitmen perseroan untuk berkontribusi dalam meningkatkan keterampilan dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pada wilayah usaha PT Vale, khususnya di 13 desa pemberdayaan Blok Morowali.
Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Dalam program ini, PT Vale berkolaborasi dengan menggandeng PKBM Bumi Nikel dan Pemkab Morowali melalui Dinas Pendidikan yang bertujuan mewadahi masyarakat memperoleh layanan pendidikan dalam menamatkan jenjang pendidikan SMP dan SMA sehingga mendapatkan kesempatan terserap bekerja di industri.
Project Director PT Vale Indonesia Growth Project (IGP) Morowali, Topan Prasetyo, mengungkapkan lahirnya program ini merupakan hasil inventarisasi data yang dilakukan pada akhir tahun 2022 terkait ketersediaan angkatan kerja lokal di 13 desa pemberdayaan.
Berangkat dari data tersebut ditemukanlah kurang lebih 2.000 jiwa usia kerja (produktif) di area pemberdayaan PT Vale dan kurang lebih 300 jiwa di antaranya belum sempat menamatkan jenjang pendidikan SMP dan SMA.
Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29
"Industri di area kita ini sangat pesat dan rata-rata syarat minimum penerimaan karyawannya berijazah SMA, setelah mendapat data ini kami lalu melakukan validasi data dengan berdiskusi secara random melibatkan beberapa kepala desa. Akhirnya kami memutuskan bahwa ini sangat penting untuk kita lakukan bersama karena jika kita tidak menguatkan anak anak kita yang belum sempat menamatkan SMP dan SMA, maka mereka tidak akan bisa terserap masuk bekerja di industri, dan itu akan menjadi PR yang luar biasa jangka panjang," ungkapnya.
Topan menjelaskan, untuk menjawab kebutuhan industri, peningkatan mutu pendidikan masyarakat diharapkan membawa kebermanfaatan yang lebih luas, dengan mendorong potensi yang ada agar tingkat kehidupan masyarakat sekitar tambang menjadi lebih baik dan mandiri.
"Dengan kita menyamaratakan jenjang pendidikan ini bisa lebih bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga. Usia 21 tahun adalah usia yang produktif, usia siap kerja dan menikah, jadi kita bersama sama dapat mendorong mereka agar bisa hidup lebih mandiri dan kelak dapat menopang hidup keluarganya dengan lebih baik serta dapat mendidik mencerdaskan keluarganya. Dengan kualitas dan akses pendidikan yang setara, kami percaya bahwa kita dapat mendorong dan mencapai tujuan masyarakat Morowali sejahtera bersama," jelasnya.
Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero
Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Setda Pemkab Morowali, Husban Laonu, mengapresiasi dan menyambut baik program kesetaraan pendidikan tersebut.
Husban menyebut, hadirnya PT Vale kembali membantu pemerintah memetakan persoalan yang begitu vital yang dihadapi daerah di sektor pendidikan.
"PT Vale telah menunjukkan keseriusannya bekerja sama dengan pemerintah daerah dengan menyajikan data tentang permasalahan mengenai pendidikan dan ketenagakerjaan. Berbasis data tersebut, maka pemda harus serius memastikan keakuratan dan kemutakhiran data," tuturnya.
Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Husban menuturkan, PT Vale kembali menyadarkan bahwa ada persoalan pendidikan yang selama ini kita seakan-akan abai. Ada 13 desa binaan PT Vale ada 300 orang tidak menamatkan pendidikan SMP dan SMA.
"Jika kita perkirakan dengan jumlah desa 133 dari 126 desa dan tujuh kelurahan, artinya ada sekitar 830 anak-anak yang tidak menamatkan pendidikan SMP dan SMA. Hal ini sungguh luar biasa mempunyai potensi untuk mendorong angka pengangguran dan tidak bisa bersaing di kawasan industri sementara daerah kita sudah ditetapkan menjadi kawasan industri," ungkapnya.
Tentunya, kata dia, hal ini menjadi perhatian bersama agar bisa disuarakan dan menjadi tugas utama Pemkab Morowali dalam mendukung program kesetaraan pendidikan.
Baca Juga : PT Vale Adopsi Diesel Terbarukan HVO, Kurangi Emisi Karbon hingga 70%
Diketahui, terdapat 101 peserta mengikuti program ini. Dari jumlah tersebut 82 orang berusia di atas 21 tahun dibiayai PT Vale, sementara 19 di antaranya yang berusia di bawah 21 tahun dibiayai pemerintah melalui dana APBN.
Adapun peserta pendidikan kesetaraan paket B sebanyak 25 orang dan paket C 76 orang. Sementara, tenaga pendidik dalam program ini melibatkan 14 pendidik yang terdiri atyas jenjang Strata 1 (S1) 13 orang dan Strata 2 (S2) 1 orang.