RAKYATKU.COM, SOROWAKO - Menteri Industri dan Keamanan Ekonomi, Nusrat Ghani, bersama Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, mengunjungi lokasi pertambangan PT Vale Indonesia di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Selasa (23/5/2023).
Selama di Sorowako, Nusrat Ghani dan Owen Jenkins, didampingi CEO PT Vale, Febriany Eddy, dan COO PT Vale, Abu Ashar.
Mengawali kunjungan, rombongan diajak melihat lokasi penambangan dan reklamasi di Solia Hill. Febriany pada kesempatan itu menjelaskan praktik penambangan yang dilakukan PT Vale selama 54 tahun beroperasi di Sorowako, metode reklamasi dan rehabilitasi pascatambang, hingga pengelolaan air limpasan tambang sebelum dibuang kembali ke perairan, termasuk Danau Matano.
Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Dari sana, mereka dibawa ke Control Room. Dari fasilitas ini, tiga PLTA yang dioperasikan perusahaan dapat dikendalikan dari jarak jauh, sebagai bagian dari mitigasi bencana. Dari Control Room, sebelum melihat Danau Matano, rombongan singgah di Galeri UMKM Kareso Anatowa, tempat para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan PT Vale memasarkan produknya.
Sebelum bertolak kembali ke Jakarta, rombongan mengunjungi Taman Keanekaragaman Hayati Sawerigading Wallacea milik PT Vale, melihat pembibitan, arboretum, dan penangkaran rusa.
Ghani memuji komitmen PT Vale dalam menjalankan komitmen environmental, social, dan governance (ESG). Dari aspek lingkungan, ia terkesan dengan cara perusahaan menambang dan cepat melakukan reklamasi dan reboisasi di lahan pascatambang, agar kerusakan lingkungan tidak terjadi dalam waktu lama.
Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29
Pada aspek sosial, ia juga memuji kepada PT Vale yang telah membangun hubungan baik dengan masyarakat, seperti mendampingi dan membimbing masyarakat agar mandiri dengan memiliki usaha sendiri atau UMKM.
"Saya sangat terkesan dengan ramah lingkungan dan relasinya dengan masyarakat setempat serta upaya yang telah dilakukan untuk merehabilitasi kawasan lahan pascatambang," katanya.
Ghani memuji PT Vale karena memiliki tiga PLTA untuk mendukung pabriknya. Menurutnya, hal ini sejalan dengan komitmen Inggris untuk menjadi pelopor dalam siklus pertambangan dunia, termasuk solusi rendah karbon yang mendukung industri pertambangan berkelanjutan.
Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero
"Perusahaan ini ramah ekonomi dan seluruh program di sini sangat bersemangat. Intinya, inisiatif yang kami lihat di sini luar biasa," ujarnya.
Ghani pun memuji komitmen perusahaan dalam menjaga lingkungan, apalagi setelah menyaksikan langsung penghijauan yang telah berlangsung selama 17 tahun. "Saya baru saja berjalan melewati hutan yang baru berusia 17 tahun. Namun, saat kita berjalan, hutannya terasa seperti sudah ada sejak dulu. Kami sangat senang bisa mengunjungi PT Vale," tuturnya.
Ia mengungkapkan kunjungan ini dilakukannya untuk melihat langsung bagaimana PT Vale beroperasi. Menurutnya, kunjungan ini relevan, mengingat Inggris juga memiliki sejumlah tambang. "Kita membutuhkan mineral tidak hanya untuk menggerakkan ekonomi, tetapi juga untuk mendukung (banyak aspek) kehidupan kita. Misalnya komponen alat kesehatan, mobil, (hingga) handphone," jelasnya.
Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Terkait kunjungan ini, Febriany menjelaskan bahwa rombongan ingin melihat secara langsung praktik pertambangan yang dilakukan PT Vale selama ini, yang menjadi perbincangan di Indonesia, bahkan dunia. "Selain melihat langsung praktik pertambangan berkelanjutan di PT Vale, mereka juga ingin melihat peluang kerja sama yang dapat dijalin dengan PT Vale ke depan," terangnya.