RAKYATKU.COM, MAKASSAR--Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada triwulan 1 tahun 2023 menurut data Badan Pusat Statistik Nasional menunjukkan angka yang positif di 5,05% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 5,01%(yoy).
Hal ini tentu tidak lepas dari intermediasi keuangan yang selalu berupaya untuk mendorong kebangkitan Ekonomi Nasional.
Sebagai lembaga intermediasi, Bank dalam kegiatan penyaluran kredit punya peranan yang sangat penting untuk pergerakan perekonomian secara keseluruhan dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga : BI Sulsel Gelar Seminar Nasional Call for Paper: Aksinomi Sulampua 2024
Untuk tetap tumbuh tentunya pihak Perbankan akan menyalurkan kredit sebagai aktivitas yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan, walaupun risiko yang dihadapi bank, juga cukup besar.
Di Sulawesi Selatan, pertumbuhan ekonomi triwulan 1 tahun 2023 mencapai 5,29% (yoy) lebih tinggi dari capaian Nasional.
Sektor keuangan di Sulawesi Selatan terutama perbankan berkinerja baik. Penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek secara umum tumbuh sebesar 9,40% (yoy) pada triwulan I 2023, meningkat dibandingkan triwulan IV 2022 yang tumbuh 7,66% (yoy).
Baca Juga : Mendorong Akselerasi Pengembangan UMKM dan Industri Kreatif, BI Gelar Karya Kreatif Sulsel 2023
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan Causa Iman Karana mengatakan pertumbuhan kredit di Sulawesi Selatan meningkat, terutama bersumber dari kredit investasi dan kredit konsumsi di tengah kredit modal kerja yang melandai.
"Kredit investasi meningkat dari 13,48% (yoy) menjadi 26,19% (yoy) didorong aktivitas operasional dan optimisme dunia usaha yang meningkat seiring peningkatan permintaan. Peningkatan permintaan menyambut HBKN Ramadhan turut mendorong peningkatan kredit konsumsi pada triwulan I 2023 yang tumbuh 5,65% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2022 (5,35%; yoy) sejalan dengan optimisme pelaku usaha yang membaik,"ujarnya.
Sementara itu, kredit modal kerja tetap mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 7,79% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan 8,34% (yoy) pada triwulan IV 2022.
Baca Juga : Dorong UMKM Maju, Yellow dan BI siap Berkolaborasi di Event Runway Creative Market
Kualitas kredit tetap terjaga di bawah ambang batas 5%, meski dengan risiko yang sedikit meningkat. Rasio NPL pada triwulan I 2023 sebesar 2,66%, lebih tinggi dibandingkan 2,50% pada triwulan IV 2022.
Aset perbankan mencatatkan pertumbuhan yang tetap kuat. Aset perbankan pada triwulan I 2023 tercatat tumbuh kuat 7,03% (yoy) atau senilai Rp175,32 triliun, meningkat dibandingkan triwulan IV 2022 yang tumbuh 6,26% (yoy) dengan nominal Rp171,44 triliun.
Lebih lanjut Ia menambahkan untuk tetap memperkuat ketahanan dan pemulihan dunia usaha, sinergitas dengan pemerintah setempat dan forkopimda harus terus terjalin sehingga kolaborasi ini dapat menumbuhkan sektor usaha kerakyatan, membantu meningkatkan kemampuan ekonomi pengusaha dan UMKM, serta secara khusus perbankan bisa menjadi sumber pendanaan.
"Itulah tugas perbankan selain melancarkan pertukaran barang dan jasa, menghimpun juga menyalurkan dana masyarakat, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak," tutupnya.
TAG
- #Bank Indonesia (BI)
- #Kebijakan Makroprudential
- #Penguatan Intermediasi mendorong kebangkitan Ekonomi Nasional