RAKYATKU.COM -- Kembali ukir pestasi, Sektor pertanian mencetak 2 kategori Rekor MURI sekaligus. Kategori pertama "Pembuatan Bahan Alami Biosaka Secara Serentak Oleh Petani Terbanyak" diberikan kepada Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Kategori kedua "Pemrakarsa dan Penyelenggara Panen Padi di Lahan Terluas Hasil Aplikasi Biosaka" di berikan kepada Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih.
Penganugerahan ini diberikan dalam acara Panen raya padi aplikasi biosaka seluas 215 hektar dan pembuatan biosaka dengan melibatkan 1.000 orang petani di Desa Kebon Agung, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Minggu (12/3/2023).
Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran Mentan SYL yang terus gencar pertanian yang ramah lingkungan.
Founder Ceo Muri, Jaya Suprana mengatakan penggunaan Biosaka diharapkan dapat mengangkat potensi Bumi Nusantara untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian indonesia.
" Sebagai elisitor, hasil uji laboratorium, Biosaka menunjukan adanya kandungan hormon, jamur dan bakteri yang tinggi sehingga dapat memperbaiki sel tanaman dan meminimalisasi serangan hama dan penyakit, pada saat yang sama juga dapat menyuburkan tanaman sehingga dapat meningkatkan produksi dan mutu hasil" kata Jaya Suprana saat penyerahan sertifikat MURI.
Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel
Melalui virtual, Mentan SYL mengucapkan terima kasih kepada MURI, penghargaan ini akan ia jadikan motivasi dan tambahan semangat dalam pembangunan pertanian yang maju,mandiri dan modern.
Menurutnya ini saatnya untuk bela negara, ini saatnya untuk berjuang terhadap kepentingan perut dan makan rakyat, ini saatnya memberi margin keuntungan yang lebih besar kepada petani. Ia juga mengatakan membuat pertanian semakin maju, semakin mandiri dan modern adalah kewajiban kita semua. Kenapa? Karena makan adalah Human Right, Hak Asasi.
"Oleh karena itu apa yang dipraktekan hari ini di Bantul melalui biosaka adalah bagian-bagian dari alternatif, untuk menghadapi tantangan dan kesulitan yang ada, kenapa? Karena pupuk dunia bersoal, lebih dari 50% pupuk yang beredar berasal dari rusia-ukraina yang lagi perang akibatnya harga pupuk naik 2- 3 kali lipat," ungkap Mentan SYL
Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran
"Yang dibutukan di pertanian itu kan pupuk, Nah salah satu cara mengatasinya ini dengan kearifan lokal ini (Biosaka), nenek moyang kita dulu juga menggunakan ini dan tadi saya mendapat informasi bahwa di Bantul ada petani yang sudah mencoba dan hasil produktivitasnya mencapai 10,4 ton nah ini kan luar biasa, jadi mari bapak/ibu kita coba yu, toh ini kan tidak ada ruginya, tidak perlu keluarkan uang untuk membuat biosaka," tambahnya
Sementara itu, Gubernur D.I. Yogyakarta yang di wakili, Kabiro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY, Yuna Pancawati, menyampaikan Apresiasinya kepada jajaran Kementan yang selama ini telah banyak memberikan perhatian kepada DIY.
Ia mengatakan bahwa pangan adalah kebutuhan dasar yang harus dimiliki oleh setiap warga negara, ketersediaan pangan yang cukup dan terjamin menjadi hal yang sangat penting untuk menopang kehidupan semua.
Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani
" Apresiasi saya sampaikan untuk pemerintah pusat dalam hal ini jajaran Kementerian Paertanian yang telah memberikan perhatian untuk DIY terkhusus para petani, melalui penggunaan Biosaka ini saya berharap petani kita bisa mendapatkan keuntungan yang lebih karena memang dengan penggunaan biosaka ini penggunaan pupuk bisa di kurangi tentunya mengurani biaya produksi petani," ujar Yuna
"Dan dengan kegiatan panen ini saya ucapkan selamat dan sukses untuk para petani yang telah berhasil memanen padi Nusantara kali ini, dan marilah kita jaga kelestarian alam dan terus dukung petani kita dalam memproduksi pangan semoga Indonesia terus maju dan sejahtera," tambahnya
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyampaikan dalam rangka mewujudkan pertanian yang maju Mandiri dan modern, Pemerintah Kabupaten Bantul siap mendukung penerapan hasil-hasil inovasi sederhana terutama yang dikembangkan oleh petani salah satunya adalah biosaka.
Baca Juga : Halal Bihalal Kementerian Pertanian, Mentan Amran Bicara Cinta Membangun Pertanian Gemilang
Di Kabupaten Bantul sendiri pengaplikasian biosaka seluas 400 hektar dimana 251 hektar di Kecamatan Imogiri panen pada hari ini.
"Kemarin dilakukan ubinan di lokasi yang tadi kita panen dan hasilnya sangat bagus yaitu 10,42 ton. Dengan hasil ini bisa menjadi salah satu fase bagi petani untuk dapat bertani secara efektif dan efisien karena dengan ini telah terbukti dapat meminimalisir penggunaan pupuk kimia namun hasil yang didapatkan dapat tetap maksimal" jelas Bupati Abdul.
"Melalui penganugerahan Rekor MURI ini akan menjadi penyemangat para pejuang pertanian serta akan dijadikan pengingat untuk mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan. Oleh karena itu pada kesempatan yang luar biasa ini kami mohon kepada bapak Menteri Pertanian Republik Indonesia berkenan memberikan dukungan dan restu bagi kabupaten Bantul untuk mencanangkan Bantul sebagai Kabupaten Biosaka," tambah Bupati Abdul.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menjelaskan Biosaka bukan pupuk dan bukan pestisida. Biosaka itu Elisitor yang memberikan signaling memperbaiki tanaman dan ekosistem.
Penggunaan Biosaka di Blitar mulai 2019 dan saat ini sudah lebih dari 12.000 Ha di 22 kecamatan. Kini berkembang 201 Kabupaten dan lebih dari 79.000 hektar aplikasi Biosaka.
"Biosaka terbuat dari minimal 5 jenis rumput atau daun, yang sehat tidak terkena hama, lalu di campur dengan air dan di remas menggunakan tangan kurang lebih 15 menit dan bisa langsung digunakan," jelas Suwandi
"Ini ilmu baru, inovasi baru mari bapak/ibu petani kita coba, dari pengalaman yang ada Biosaka banyak sekali manfaatnya yaitu efisien biaya produksi, hemat pupuk kimia, minim serangan hama, hasil panen meningkat dan tanah menjadi subur. Jadi mari kita pelajari, kita coba, kita teliti dan praktekan bareng-bareng toh tidak ada ruginya," pungkas Suwandi.