Jumat, 17 Februari 2023 16:42
(Foto: PT Vale Indonesia)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, JAKARTA - PT Vale Indonesia mengumumkan pencapaian kinerja keuanganyang telah diaudit untuk 2022.

 

Perseroan membukukan EBITDA USD477,0 juta pada 2022 terutama didorong oleh harga realisasi nikel yang lebih tinggi. Harga realisasi rata-rata pada 2022 adalah 35 persen lebih tinggi dibandingkan harga tahun lalu.

"Harga yang lebih tinggi ini tentunya membawa dampak positif bagi kinerja keuangan kami,” kata Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur PT Vale, Jumat (17/2/2023).

Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024

Namun demikian, dengan kenaikan harga komoditas yang signifikan pada 2022, PT Vale masih mampu mempertahankan biaya tunai pada kisaran USD11.000 per ton.

 

PT Vale mencatat penjualan USD1.179,4 juta pada 2022, 24 persen lebih tinggi dari penjualan
yang tercatat pada 2021 sebesar USD953,2 juta disebabkan harga realisasi rata-rata yang
lebih tinggi.

Harga realisasi rata-rata pengiriman nikel dalam matte adalah USD19.348 per ton, lebih
tinggi dari level 2021 sebesar USD14.309 per ton. Beban pokok pendapatan PT Vale pada
2022 sebesar USD865,9 juta, meningkat 23 persen dari USD704,3 juta pada 2021. Penyebab utama kenaikan beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batu bara yang lebih tinggi.

Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29

Produksi PT Vale pada 2022 sebesar 60.090 metrik ton nikel dalam matte, delapan persen lebih rendah dari produksi 2021 terutama disebabkan adanya pelaksanaan proyek pembangunan
kembali Tanur 4.

Febriany mengatakan, berhubung proyek telah selesai, PT Vale optimistis dapat mencapai volume produksi yang lebih tinggi pada 2023 dan pada saat yang bersamaan berupaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasi.

Dalam melakukannya, kata Febriany, PT Vale tidak akan mengompromikan nilai-nilai utama perseroan, yakni keselamatan jiwa merupakan hal terpenting serta menghargai kelestarian bumi dan komunitas.

Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero

"Terlepas dari produksi yang lebih rendah, saya sangat mengapresiasi kerja keras seluruh karyawan di perusahaan kami," ujar Febriany.

Sementara, konsumsi HSFO pada 2022 meningkat dibandingkan dengan 2021, mengimbangi
konsumsi batu bara yang lebih rendah karena PT Vale telah memutuskan menggunakan HSFO
sebagai sumber energi di operasi sejak September 2022, menyikapi kenaikan harga batu bara
yang cukup tajam.

Kemudian, konsumsi diesel pada 2022 mengalami penurunan dibandingkan dengan 2021. Dibandingkan dengan 2021, harga rata-rata HSFO, diesel, maupun batu bara pada 2022 meningkat signifikan masing-masing sebesar 44 persen, 74 persen, dan 136 persen.

Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan

Febriany mengungkapkan, kas dan setara kas pada 31 Desember 2022 dan 31 Desember 2021 masing-masing sebesar USD634,0 juta dan USD508,3 juta karena PT Vale menerima pendapatan lebih tinggi pada 2022.

"PT Vale akan senantiasa berhati-hati mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan
kas," tuturnya.

PT Vale mengeluarkan sekitar USD218,8 juta untuk belanja modal pada 2022, mengalami
peningkatan dari yang dikeluarkan pada 2021 sebesar USD180,7 juta terutama disebabkan
pengeluaran yang lebih tinggi untuk kelangsungan dan modal pertumbuhan pada 2022.

Baca Juga : PT Vale Adopsi Diesel Terbarukan HVO, Kurangi Emisi Karbon hingga 70%

"Pengeluaran utama kami adalah untuk proyek pembangunan kembali Tanur 4," ungkapnya.

BERITA TERKAIT