RAKYATKU.COM, MOROWALI - PT Vale Indonesia dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI) telah meresmikan pembangunan proyek pertambangan dan pengolahan nikel rendah karbon terintegrasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Jumat (10/2/2023).
Selain itu, melaksanakan groundbreaking atau peletakan batu pertama untuk lokasi pertambangan dan juga pabrik pengolahan nikel. Lokasi pertambangan berada di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi, sedangkan lokasi pabrik pengolahan berada di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir.
Proyek Morowali akan dikembangkan PT Vale dan mitranya. PT Vale berperan penuh dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas pertambangan, sementara PT BNSI akan bertanggung jawab atas pembangunan dan pengoperasian pabrik pengolahan.
Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Proyek Morowali ini telah dinyatakan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah pada 2022 lalu. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, yang menghadiri peresmian mengatakan, proyek Morowali ini adalah bentuk dari harapan pemerintah demi terwujudnya hilirisasi sumber daya alam (SDA) untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Ini pabrik green smelter pertama yang saya lihat. Berbasis gas LNG, tentu minta dukungan dari Komisi Energi (DPR RI) bahwa ini adalah green energy, green product, dan green mining. Indikator green economy itu mudah, kita lihat langitnya warna biru atau abu-abu. Kalau langit biru berarti sudah harmoni, hijau, dan baik," kata Airlangga.
Sumber Energi dari Gas Alam
Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29
Smelter yang akan dibangun di Sambalagi akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Didukung sumber listrik dari gas alam, akan menjadi pabrik yang andal, hemat energi, dan ramah lingkungan.
Pembangkit listrik gas alam akan menjadi kontributor utama untuk mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek ini. Pengurangan emisi karbon telah menjadi bagian dari peta jalan keberlanjutan PT Vale, dengan target pengurangan emisi karbon hingga 33 persen pada 2030.
PT Vale dan mitra mengalokasikan total biaya investasi hingga Rp37,5 triliun dengan kapasitas produksi 73 ribu ton per tahun.
Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero
"Kehadiran proyek Morowali ini adalah representasi komitmen kami menjadi produsen nikel yang andal dan berkelanjutan bagi Indonesia dengan jejak karbon terendah. Kami akan membawa praktik-praktik pertambangan terbaik yang dilakukan di Blok Sorowako ke Morowali. Selain menyukseskan program hilirisasi pemerintah, kami juga ingin berkontribusi untuk masyarakat dan bumi kita," kata Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur PT Vale.
"Peletakan batu pertama ini memperkuat komitmen kuat kami kepada rakyat Indonesia sambil terus mendorong kemajuan dengan akselerasi yang dilakukan melalui jalur pertumbuhan bernilai miliaran dolar kami," ucap Deshnee Naidoo, Presiden Komisaris PT Vale dan Wakil Presiden Eksekutif bisnis Base Metal Vale.
"Bersama dengan mitra kami yang terhormat, kami bersemangat untuk mewujudkan proyek pertumbuhan yang kritikal yang akan menghasilkan produksi nikel rendah karbon dengan aman dan berkelanjutan serta mendukung rantai pasokan domestik untuk bahan transisi energi dan kendaraan listrik," tambahnya.
Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Komitmen untuk Masyarakat Morowali
Bersama mitra, PT Vale akan menerapkan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berkelanjutan, dengan becermin pada praktik terbaik (best practice) yang dilakukan di Blok Sorowako.
Pada periode 2015-2022, PT Vale telah menggelontorkan Rp46 miliar untuk berbagai program sosial di 17 desa, yang termasuk area pemberdayaan, baik di Kecamatan Bungku Timur, Kecamatan Bahodopim, dan juga di tingkat Kabupaten Morowali.
Baca Juga : PT Vale Adopsi Diesel Terbarukan HVO, Kurangi Emisi Karbon hingga 70%
Bantuan terhadap desa-desa sekitar area tambang antara lain berupa pembangunan infrastruktur di bidang pendidikan, kesehatan, dan fasilitas sosial. Selain itu, PT Vale juga membantu program pertanian padi organik.
Proyek Morowali, secara keseluruhan di area penambangan dan area pabrik pengolahan, akan menyerap hingga 15.000 tenaga kerja pada fase konstruksi dan sekitar 5.000 tenaga kerja pada fase operasional.
Pada akhir 2022 lalu, PT Vale juga memberikan dukungan di bidang peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan angkatan kerja lokal dengan mengajarkan keterampilan kelistrikan dan pengelasan. Selain itu, PT Vale juga mengundang para pemasok dan wirausaha lokal dengan mengadakan Bimbingan Teknis Prakualifikasi Pengusaha Lokal.
Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy Mastura, dan Bupati Morowali, Taslim, berharap proyek Morowali mampu membawa multiplier effect untuk masyarakatnya. Pemerintah setempat juga mendukung realisasi terhadap komitmen PT Vale untuk beroperasi dengan memperhatikan lingkungan hidup.
"Saya mengapresiasi pelaksanaan groundbreaking PT Vale. Semoga dapat selesai cepat sehingga memberikan dampak kesejahteraan bagi Provinsi Sulteng, khususnya di Morowali. Terima kasih PT Vale, mari bekerja sama dengan baik untuk meningkatkan pendapatan daerah. Saya percaya PT Vale punya komitmen dalam beroperasi menjaga lingkungan," tutur Rusdy.