Selasa, 31 Januari 2023 20:38
Editor : Lisa Emilda

RAKYATKU.COM, MAKASSAR-- Bank Indonesia melalui BI Sulsel menggelar Dialog Awal Tahun “Economic & Business Syariah Outlook 2023” di Lantai 4 Baruga Phinisi Kantor BI Sulsel, Jl Jend Sudirman, Makassar, Senin (30/1/2023).

 

Kegiatan ini merupakan kolaborasi BI Sulsel bersama Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) serta dukungan berbagai pihak antara lain Kedutaan Besar Mesir, Pemerintah Daerah, dan BSI.

Sekaitan kegiatan itu, BI menyampaikan bahwa BI bersama stakeholder terkait telah menyusun Blueprint Pengembangan Ekonomi Syariah.Blueprint Pengembangan Ekonomi Syariah itu menjadi dasar perumusan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) yang telah diluncurkan oleh presiden pada tahun 2019 silam.

Baca Juga : Media Gathering BI Sulsel: Pentingnya Peran Media Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Implementasi program pengembangan ekonomi syariah difokuskan pada tiga kegiatan utama yaitu (1) pemberdayaan eksyar dengan pengembangan ekosistem halal value chain melalui program kemandirian pesantren, linkage usaha syariah, dan pengembangan infrastruktur pendukung.

 

Kedua, pendalaman pasar keuangan syariah, melalui pengembangan instrumen, mekanisme, dan ketentuan, serta kerjasama dengan lembaga lain.

Dan ketiga, penguatan riset, asesmen dan Edukasi, melalui penyusunan kurikulum dan edukasi, pengukuran tingkat literasi eksyar, serta laporan tahunan perekonomian syariah.

Baca Juga : BI Sulsel Gelar Seminar Nasional Call for Paper: Aksinomi Sulampua 2024

Kepala Perwakilan BI Sulsel, Causa Iman Karana (CIK), dalam rilisnya, Selasa (31/1/2023), menyampaikan beberapa program dalam masterplan Ekonomi Syariah Indonesia tersebut ditargetkan dapat diimplementasikan pada tahun 2025.

Implementasi faktor pendukung tersebut dipercaya dapat berjalan optimal melalui peningkatan peran pondok pesantren yang memiliki potensi ekonomi besar untuk mendukung potensi ekonomi yang besar.

Data Kementerian Agama, jumlah ponpes di Indonesia pada 2020 berjumlah lebih dari 28 ribu yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah, dan UMKM halal Indonesia.

Baca Juga : BI Sulsel Siap Dukung Pengembangan Sektor Pertanian, Perikanan, dan Peternakan lewat KUR

Sulsel sebagai salah satu penggerak ekonomi di kawasan timur Indonesia juga memiliki potensi besar pada pengembangan ekonomi syariah.

Jumlah penduduk muslim di Sulsel berkisar 8,3 juta jiwa atau hampir mencapai 90% dari total penduduk. Selain itu, terdapat 341 pondok pesantren dengan lebih dari 80 ribu santri serta lebih dari 1200 UKM tersertifikasi halal.

Untuk mendukung implementasi program secara nasional dan mengoptimalkan potensi-potensi eksyar di daerah, KPw BI Sulsel telah melakukan berbagai program dan kegiatan untuk mendorong pengembangan ekonomi syariah di Sulsel.

Baca Juga : Gubernur BI Apresiasi Sulsel Sukses Kendalikan Inflasi

Bank Indonesia bersama institusi dan lembaga terkait menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti Festival Ekonomi Syariah (FESyar), Muslim Fashion Festival (MUFFEST) pada tahun 2022 yang bekerjasama dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) dan memberikan fasilitasi pameran produk syariah baik di dalam dan luar negeri.

“Melalui inisiasi pada pembentukan Hebitren Sulawesi-Papua dan Komitmen Pengembangan Zona Kuliner Halal, Aman dan Sehat (KHAS), kami harapkan dapat mendorong sinergi dan kolaborasi antar stakeholders untuk mewujudkan ekosistem ekonomi syariah yang lebih baik,” terang CIK.

CIK menambahkan, BI Sulsel juga mengharapkan melalui forum diskusi yang digelar tersebut membawa banyak manfaat khususnya dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat.

Baca Juga : Rizki Ernadi Wimanda Resmi Jabat Kepala Perwakilan BI Sulsel

“Sehingga sedikit banyak memberikan kontribusi pada perkembangan ekosistem ekonomi syariah nasional serta memperkuat pertumbuhan dan stabilitas ekonomi di Sulawesi Selatan,” kuncinya.(*)

BERITA TERKAIT