Jumat, 20 Januari 2023 20:14
Ilustrasi.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, BATANG - Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mendorong Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menjadi salah satu sentra kelapa segar yang memiliki kualitas terbaik dunia.

 

Terlebih, Batang sendiri merupakan daerah pariwisata berbasis pantai. Oleh karena itu, ia ingin nyiur melambai menjadi pemandangan yang bisa dinikmati banyak orang.

"Saya ingin mengembalikan Indonesia sebagai negara nyiur melambai dan itu berarti kita semua harus kerjasama. Termasuk peningkatan produksi kelapa segar di Kabupaten Batang," ujar Mentan SYL saat meninjau tanam kelapa genjah klaster berbasis pariwisata di sepanjang Desa Sigandu-Ujungnegoro, Jumat (20/1/2023).

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Menurut Mentan SYL, produksi kelapa sangat menguntungkan mengingat dari mulai buah, batang, akar sampai serabut bisa menghasilkan ekonomi yang cukup tinggi. Karena itu, dia ingin, kelapa Batang bisa berbuah hingga 180 butir sehingga mampu memenuhi kebutuhan lokal dan nasional.

 

"Dan di depan mata kita ini Tuhan telah memberikan yang luar biasa untuk orang Indonesia. Bayangkan kalau kelapa ini tumbuh, mulai dari akar sampai daunnya semua menghasilkan. Buahnya menghasilkan sampai dengan batok-batoknya dan ini bermanfaat banget. Saya akan buat hari ini lebih dari 20 juta dan kelapa yang harus tumbuh di sini adalah kelapa yang hasilnya satu di pohon itu 182 butir dalam satu tahun. Artinya harus dijaga, paling tidak bisa menjadi minyak kelapa dan santan," jelasnya.

Perlu diketahui, pengembangan Kelapa Genjah Klaster Pariwisata Jawa Tengah memiliki luas areal 209 ribu hektare (ha). Batang sendiri, luasnya mencapai 1.379 dan yang saat ini menjadi pengembangan kelapa genjah seluas 200 ha atau setara 21.900 batang.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Adapun untuk area kelapa di pantai Sigandu-Ujungnegoro mencapai 10 ha dengan produksi mencapai 1.100 batang. Sementara, untuk minuman segar mencapai 300 butir per hari atau 110.000 butir per tahun dengan jumlah petani sebanyak 120 dan pendapatan 500 juta per tahun.

Mentan SYL berharap, masyarakat juga ikut berkontribusi dengan melakukan penanaman di rumahnya masing-masing. Hal ini seperti yang sudah dilakukan di wilayah Solo Raya.

"Jadi, yang punya lahan dan yang punya uang jangan mau dibagi, kalau perlu buat sendiri. Bayangkan kalau satu rumah punya empat kelapa, dua kelapa hiduplah itu. Proyeknya di Solo Raya sudah," tuturnya.