Kamis, 19 Januari 2023 12:56
Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Yadi Sofyan Noor.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Yadi Sofyan Noor, mengapresiasi program food estate di Kabupaten Pulang Pisau (Pupis) dan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng).

 

Menurutnya, pengembangan kawasan food estate merupakan program yang layak di tengah maraknya alih fungsi lahan di Pulau Jawa.

"Saat meninjau ke lapangan, saya menyaksikan dengan kepala mata sendiri bahwa perkembangan food estate di Pulang Pisau dan Kapuas itu bagus sekali. Para petani di sana happy karena ada peningkatan produksi. Jaringan irigasi di sana memadai dan akses jalan ke kawasan itu juga sudah bagus," ungkap Yadi dalam keterangannya, Kamis (19/1/2023).

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Yadi mengatakan, dari sisi produksi kawasan food estate sudah hebat. Pada 2020 sudah dilakukan kegiatan intensifikasi di lahan seluas 30.000 hektare dan telah berhasil meningkatkan produksi 49,8 persen dari 2019. Artinya, dari 2019 ke 2020 ada peningkatan produksi.

 

Pada 2021, intensifikasi pada lahan seluas 14.135 hektare berhasil meningkatkan produksi padi sampai 11,7 persen. Jadi, secara agregat tata produksi padi pada 2020 dari 2021 terjadi peningkatan 120.460 ton gabah kering giling (GKG) menjadi 163.728 ton GKG.

"Kalau peningkatan produksi GKG itu dikonversi dalam bentuk uang maka ada peningkatan sebesar Rp818 miliar. Ini data berbicara yang kita memang kita ambil dari sana. Bukan data yang dibikin-bikin atau mengada-ada," tegasnya. 

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Yadi menambahkan, dari data yang dikumpulkan KTNA, kawasan food estate Kalteng yang sudah didukung jaringan irigasi mencapai 164.598 hektare di antaranya lahan fungsional seluas 85.456 hektare dan non-fungsional seluas 79.142 hektare yang digarap dalam kurun waktu 2021-2022.

Rehabilitasi irigasi untuk yang fungsional kurang lebih seluas 57.141 hektare, sedangkan untuk lahan dengan kondisi irigasi agak bagus ada sekitar 28.315 hektare.

"Artinya, di sini sudah ada 85.456 hektare yang ada irigasinya. Kita anggap baik. Sehingga di daerah yang ini, kita lihat kemarin di lapangan, lebih banyak kegiatan intensifikasinya. Sedangkan yang non-fungsional banyak dilakukan perbaikan irigasi, jalan usaha tani, dan lain-lain," paparnya.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

"Di wilayah ini, kita fokuskan pada kegiatan ekstensifikasi pertanian. Jadi, sembari melakukan kegiatan tanam di lahan fungsional, kita melakukan perbaikan di lahan non fungsional," tambahnya.

Berdasarkan peninjauan ke lapangan dan bertanya langsung kepada para petani di sana, KTNA menyimpulkan bahwa pengembangan food estate di Kalteng telah mampu meningkatkan efisiensi usaha tani. Selain itu, mampu mendorong intensifikasi dari perluasan usaha tani pangan sehingga berdampak positif untuk peningkatan kapasitas produksi pangan dan pendapatan petani.

Sebagai informasi, KTNA terlibat dalam proses budi daya tanaman pangan di dua kawasan food estate di Kalteng. Food estate di Pupis dan Kapuas, menurut Yadi, adalah sebuah niat visioner dan ikhtiar mulia membangun kawasan pangan terpadu.