Rabu, 18 Januari 2023 11:41
Ilustrasi. (Foto: Tempo/Prima Mulia)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Pengamat pertanian yang juga Wakil Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Dr. Sujarwo, menilai keberadaan program food estate memiliki konsep dan tujuan yang positif untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

 

Terlebih di tengah ancaman krisis pangan di masa mendatang, menjadi wajar apabila pemerintah menggencarkan program tersebut.

Menurutnya, jika food estate diperankan sebagai bangunan kelembagaan pemerintah untuk modernisasi, efisiensi pertanian, penciptaan nilai tambah, dan bersinergi dengan korporasi petani, maka akselerasi yang dilakukan pemerintah ini sangat strategis.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

"Dengan asumsi biaya transaksi dapat ditekan dan ada efisiensi operasi, maka food estate akan menjadi instrumen kebijakan pemerintah dalam rangka penguatan ketahanan pangan berkelanjutan dan membawa multiplier effect pada modernisasi pertanian nasional," jelas Sujarwo, melalui keterangan tertulis yang diterima Rakyatku.com, Rabu (18/1/2023).

 

Tak hanya itu, food estate juga dapat mendorong kesejahteraan petani melalui pola kelembagaan atau korporasi petani sehingga nilai ekonomi pertanian bisa terskala dengan baik.

"Dengan ini, efek penciptaan nilai tambah akan semakin terbuka lebar jika sumber daya pertanian dikelola secara perusahaan dengan skala usaha dan memiliki keberlanjutan (continuity) dalam produksinya," sambungnya.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Guru Besar Pertanian Universitas Padjajaran (Unpad), Prof. Dr. Tualar Simarmata, menilai perlunya perluasan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sebab, kebutuhan pangan memang terus meningkat tiap tahun.

"Luas sawah kita saat ini sekitar 7,5 juta hektare. Kalau kita bisa menambah katakanlah 5 juta hektare, dan itu secara bertahap, maka kita sudah pasti bisa menjadi mandiri pangan, swasembada sangat kuat," ujar Tualar.

Namun, program food estate ini memang tak bisa dinilai dalam waktu dekat. Sebab, harus berjalan secara berkelanjutan dan terus-menerus dilakukan evaluasi.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

"Ada kemajuan, tetapi memang progresnya perlahan. Jadi, menurut saya food estate itu bagus sekali, tapi dalam implementasinya keliatannya harus banyak penyempurnaan sehingga tidak terlalu banyak kegagalannya," sebutnya.

Untuk memperbaiki pengelolaannya, Tualar menyarankan agar food estate sebaiknya dikelola badan khusus yang profesional, baik BUMN ataupun swasta, supaya eksekusinya bisa maksimal.

"Manajemennya harus dibikin satu pintu, dari A sampai Z. Kalau mau bikin food estate, kan, harus ada satu company yang menjadi induknya. Nah, induknya itulah yang menurut saya harus dibuat profesional," tutur Tualar.

Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani

"Kemudian, dalam pelaksanaan di lapangan atau mitranya bisa para petani milenial. Nanti tinggal dihitung satu petani itu bisa berapa hektare supaya hidupnya bisa nyaman dan penghasilannya layak. Jadi, ini memang memaksa petani jadi kaya," tambahnya.