Senin, 28 November 2022 15:02
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), saat meninjau Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Varitas Unggul Baru (VUB) di BPTP Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahad (27/11/2022).
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, NTB - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), mendorong Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP) Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperbanyak produksi bibit unggul dan berkualitas.

 

Hal tersebut disampaikan Mentan SYL saat meninjau Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Varitas Unggul Baru (VUB) di BPTP Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahad (27/11/2022).

"Tahun depan perbanyak bibitmu, ya. Kalau tidak ada yang beli, ya, bagikan saja. Jadi, kita harus berpikir tidak untuk NTB saja, berpikir untuk Indonesia, dunia dan jangan batasi kemampuanmu karena saya yakin rata-rata kita hanya pakai 30-40 persen dari kemampuan yang kita miliki," kata Mentan SYL.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Tahun depan, lanjut Mentan SYL, pemerintah harus mulai membagikan bibit unggulnya sebagai salah satu pendorong utama dalam meningkatkan daya gedor ekonomi negara. Apalagi, saat ini terdapat peluang bagus karena harga kedelai di pasaran sudah menembus di atas Rp10 ribu.

 

"Tahun depan semua harus bagi bibit, kedelaimu sangat dibutuhkan, sekarang harga kedelai dunia 10.400 makin naik besok. Mainkan kemampuan dan kreativitas, kita bela negara, bela rakyat. Saya mau lihat prestasimu karena yang gak boleh itu hanya satu, korupsi. Jaga NTB, saya berharap dari NTB akan ada sesuatu yang lebih hebat lagi, dari hari-hari kemarin," ujarnya.

Mentan SYL menambahkan, sektor pertanian adalah modal yang paling besar dalam memperbaiki kehidupan. Terbukti, sektor ini tumbuh pada saat yang lainnya melemah akibat goncangan krisis dunia. Pertanian juga menjadi bantalan ekonomi kala dunia mengalami pandemi.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

"Kita 2,5 tahun diterpa Covid, cuaca ekstrem, perang, dan ketegangan geopolitik. Oleh karena itu, dunia akan sangat bersoal kurang lebih 340 juta orang akan kelaparan akut. Dan jawaban untuk menghadapi itu adalah pertanian. Jadi, apa yang kita lakukan ini adalah perjuangan. Bela negara ini walaupun sekecil apa pun," tuturnya.

Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan), Fadjry Djufry, memastikan benih yang selama ini beredar di NTB adalah benih yang sudah mendapat standar mutu dan terverifikasi. Standardisasi ini bahkan berlaku untuk semua benih baik dari hortikultura, perkebunan, peternakan, dan tanaman pangan.

"Kita memastikan benih bibit yang beredar di NTB ini sudah terstandar dan terverifikasi. Bukan hanya di pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. Ayam KUB sudah kami luncurkan dari 15 tahun yang lalu dan sudah berkembang. Di NTB ayam taliwang sudah sebagian besar menggunakan ayam KUB. Jadi, seluruh jajaran BPTP NTB siap mengabdi untuk membela petani," jelasnya.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Kepala BPTP NTB, Awaludin Hipi, menambahkan bahwa sejauh ini pihaknya telah memproduksi 326 ton benih. Hingga saat ini stoknya mencapai 22 ton dari berbagai varietas dan akan terus memproduksi benih/bibit untuk meningkatkan produksi dan produktivitas.

Terbaru, BPTP sudah memproduksi benih VUB padi varietas Inpari 48 Blas, Cakrabuana Agritan, dan Respati yang memiliki kualitas unggul di NTB. Memang perlu ada pergiliran varietas untuk meminimalkan serangan hama penyakit dan untuk peningkatan produktivitas.

"Ada juga beberapa varietas baru yang sudah kami produksi, kemudian kami juga punya stok 1,5 ton kedelai varietas Biosoy dan Detap, sedangkan untuk benih tanaman perkebunan, kami kerja sama dengan Direktorat Perbenihan perkebunan memproduksi 10.000 bibit kelapa dalam dan kelapa genjah kuning Bali," jelasnya.