Rabu, 16 November 2022 15:44
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Edi Santosa. (Foto: Humas Biro Komunikasi IPB)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, BOGOR - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Edi Santosa, mengapresiasi kinerja sektor pertanian Indonesia yang memiliki kekuatan besar terhadap gelombang krisis dunia.

 

Hal ini sejalan dengan pernyataan Chief Economics Food and Agriculture Organization (FAO), Maximo Torero, yang menilai Indonesia memiliki kekebalan terhadap krisis karena perbaikan kinerja sektor pertaniannya.

Menurut Edi, kemajuan tersebut bisa dilihat dari peningkatan produktivitas dan kapasitas produksi berasnya sehingga Indonesia dalam tiga tahun terakhir mampu mewujudkan swasembada secara berturut-turut.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

"Kekuatan kita saat ini ada pada sektor pertanian. Kita bisa kebal krisis karena ada sektor pertanian," ujar Edi yang juga merupakan Ketua Bidang Kajian Kebijakan Pertanian pada Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi), Rabu (16/11/2022).

 

Edi mengatakan, beberapa kebijakan yang paling berpengaruh adalah peningkatan kualitas benih, akses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), penggunaan teknologi mekanisasi, serta pertumbuhan gelombang petani milenial yang bergerak pada hilirisasi usaha tani.

"Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai leading sektornya terus berupaya menjaga dan meningkatkan kualitasnya. Saya kira ini kebijakan yang sangat tepat dan bisa menjadikan Indonesia sebagai negara kuat dan tahan terhadap krisis global," ujarnya,

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Sebagaimana diketahui, Indonesia sukses menjadi negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi di tengah krisis pandemi Covid-19.

Salah satu yang berkontribusi terhadap pertumbuhan itu adalah sektor pertanian yang tumbuh 16,24 persen. Dari sisi ekspor, pertanian juga tumbuh luar biasa yang mencapai Rp451 triliun pada 2020 atau meningkat 15,79 persen. Kemudian pada 2021 ekspor meningkat menjadi Rp625 triliun atau naik 38,68 persen.

Sementara, data beras Indonesia mencapai surplus 7,39 juta ton pada 2020. Kemudian pada 2021 surplus 9,63 juta ton dan pada 2022 ini lebih dari 10,2 juta ton.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Dari perspektif kesejahteraan petani, nilai NTP Indonesia mencapai 109 pada Maret 2020. Angka itu tertinggi yang pernah dicapai karena target 100 ada di pada 2024, yaitu 104-105.

Chief Economics FAO, Maximo Torero, sebelumnya mengungkapkan bahwa kondisi Indonesia masih aman dari krisis pangan yang tengah membayangi sejumlah negara di dunia. Maximo menegaskan Indonesia mengalami kemajuan sangat luar biasa terkait produksi dan peningkatan kapasistas beras.

Saat ini, kata Maximo, Indonesia mampu memproduksi sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat, bahkan berencana untuk mengekspor dan berkeinginan untuk membantu negara-negara tetangga.

Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani

"Saya beharap jika Indonesia meneruskan kebijakan yang benar, maka Indonesia akan bisa bertahan dan menjadi tangguh menghadapi kondisi yang tengah terjadi saat ini," ucapnya.