Rabu, 19 Oktober 2022 21:10
Editor : Usman Pala

RAKYATKU.COM -- Dalam rangka memperingati hari Santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober mendatang, Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar dialog santri dengan tema 'Santri di Era Society 5.0' di Warkop Bundu, Rabu (19/10/2022).

 

Dialog santri yang dipimpin Wakil Sekretaris Bidang Litbang dan Kajian Strategis PW GP Ansor Sulsel, Ismail Mangngaga itu menghadirkan tiga narasumber yakni Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Sulsel, Azhar Arsyad dan Wakil Pimpinan Redaksi Tribun Timur, AS Kambie serta Pengusaha sekaligus Tokoh Pemuda Sulsel, dr. Fadli Ananda.

Diketahui, Era Society 5.0 merupakan era dimana manusia dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi Industri 4.0 yang berpusat pada teknologi.

Baca Juga : Upacara Tandai Puncak Peringatan Hari Santri Kabupaten Sidrap

Pengusaha muda, Fadli Ananda berbagi sejumlah pengalamannya dalam meniti karir terutama menjadi pengusaha dalam bidang kesehatan dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

 

Ia menjelaskan, berani bermimpi merupakan langkah awal yang kemudian diimplementasikan dalam business plan untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses.

Selain itu kata dia, penting untuk melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak apalagi dalam memanfaatkan teknologi yang serba maju seperti saat ini.

Baca Juga : Tema Hari Santri 2022 "Berdaya Menjaga Martabat Manusia", Ini Maknanya

"Awalnya harus berani bermimpi dan membuat business plan dan berani berkolaborasi dengan orang lain. Banyak usaha baru yang diciptakan yang dulunya tidak bisa dilakukan sekarang sudah ada," ungkapnya.

Fadli mengatakan, bonus demografi bakal terjadi dimana gen z akan lebih mendominasi berbagai bidang kerja sehingga para santri harus mulai memanfaatkan media serta membangun kesadaran untuk menghasilkan usaha ataupun konten yang berkualitas untuk dapat bersaing.

"Santri bisa berkolaborasi menjadi pengusaha atau menguasai media massa," pungkasnya.

Sementara itu, AS Kambie yang juga pernah menuntut ilmu sebagai santri memberikan motivasi untuk berani keluar dari zona nyaman.

Menurutnya, dengan tersedianya semua akses, santri dapat sukses meraih mimpinya dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini.

"Keluar dari zona nyaman. Kalau anda mau sukses anda harus jatuh. Sekarang semua tersedia beda dengan jaman dulu akses susah. Sekarang zaman digitalisasi apa yang susah," ujarnya.

Selanjutnya, Azhar Arsyad menjelaskan betapa pentingnya kontribusi dan keterlibatan santri dalam arah kebijakan publik.

Menurutnya, santri tidak hanya menjadi ustad ataupun guru ngaji namun bisa menjadi pengambil kebijakan seperti menjadi anggota DPRD.

"Sukses tidaknya di tangan kalian. Santri juga bisa jadi anggota DPRD, kita harus bermimpi dan berani dan yang paling penting mimpi itu diimplementasikan," ungkapnya.

BERITA TERKAIT