RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) genap berusia 353 tahun pas jatuh pada 19 Oktober 2022.
Tema hari jadi kali ini adalah Sulsel Optimis, Sulsel Tangguh, Ekonomi Berdaulat. Tema ini sejalan dengan kondisi riil Sulsel yang tetap tangguh dan tetap bertumbuh serta tetap bangkit meski terseok-seok pascapandemi Covid-19 yang melanda beberapa tahun terakhir.
Pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, membuat Sulsel penyumbang stabilitas ekonomi, khususnya dari sisi pertumbuhannya secara skala besar.
Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel
Belum lagi capaian mampu menekan stunting, penurunan angka kemiskinan. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk miskin Sulsel per Maret 2022 berjumlah 777,44 ribu jiwa atau 8,63 persen. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, per Maret 2021 penduduk miskin Sulsel berjumlah 784,98 ribu jiwa atau 8,78 persen. Artinya, angka kemiskinan Sulsel menurun 0,15 persen.
Pembangunan infrastruktur saat ini terus menggeliat meski anggaran dua tahun terakhir seakan menyedot anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Sulsel akibat penanganan Covid 19 di Sulsel.
Atas hal ini, pengamat ekonomi Sulsel dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Dr. Marsuki DEA, menyebutkan apresiasinya ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel yang dinakhodai Andi Sudirman Sulaiman selaku gubernur.
Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik
“Sesuai data-data statistik yang resmi, ya. Artinya kinerja Pemprov selama setahun tersebut menunjukkan kinerja yang baik yang dicapai di tengah masih sulitnya perkembangan keadaan akibat pandemi Covid-19 yang belum selesai serta mulai timbulnya ancaman krisis global. Ini kinerja Sulsel sangat baik ini,” ujar Marsuki, Selasa (18/10/2022), di Kota Makassar.
Dia mengharapkan kinerja ini dapat terus berlanjut hingga tahun depan meskipun mungkin tidak semudah setahun sebelumnya. Sebab, secara umum perekonomian secara global diperkirakan krisis.
"Namun, saya percaya untuk Sulsel keadaan ancaman tersebut dampaknya tidak akan berat. Sebab, modal dasar pembangunan Sulsel masih bertumpu pada sektor pertanian, industri pengolahan, dan jasa yang tetap mempunyai tren perkembangan yang baik. Hanya, memang masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Saya yakin Pak Gubernur bisa merealisasikan ini,” beber Guru Besar Unhas ini.
Baca Juga : Sempat Turun Hujan, Masyarakat Tetap Antusias Hadiri Kampanye Andi Sudirman di Bulukumba
Di antara yang harus didorong tiap adalah penyerapan anggaran yang sudah direncanakan dapat lebih optimal lagi dan diusahakan tidak ada dana sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa). Dengan begitu, diharap dampaknya akan lebih baik lagi. Selain itu, upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari beberapa sumber harus terus digenjot sehingga tingkat kemandirian keuangan fiskal Pemprov Sulsel akan makin baik.
Selain itu, kata Marsuki, Pemprov Sulsel perlu lebih meningkatkan kerja sama lintas daerah dan kota untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi masing-masing daerah, dengan pendekatan saling mendukung terlaksananya program kerja sesuai kepentingan dan potensinya.
Termasuk, perlu mengoptimalkan kerja sama program kerja dengan lembaga-lembaga atau otoritas strategis yang berlokasi di Sulsel, di bidang perbankan dan keuangan, utamanya perwakilan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Sulsel, serta perhimpunan lembaga-lembaga dunia usaha dan lembaga-lembaga perwakilan negara lain atau internasional di Sulsel.
Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan
"Terakhir, terus perlu menjaga stabilitas keamanan, sosial dan kemasyarakatan agar masyarakat merasa aman dan terlindungi dalam melakukan berbagai aktivitasnya. Pemprov Sulsel di bawah Pak Gubernur bisa ini," ucap Marsuki.