Kamis, 06 Oktober 2022 12:29
Editor : Usman Pala

RAKYATKU.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah bekerja keras meningkatkan produksi kedelai lokal melalui program bangkit kedelai, salah satunya di Jawa Barat yang termasuk ke dalam 3 besar provinsi yang memproduksi kedelai terbesar.

 

Dari tahun 2017 hingga 2021 rata-rata produksi kedelai Jawa Barat adalah 76.913 ton, sehingga dengan jumlah produksi ini Jawa Barat berkontribusi terhadap produksi nasional sebesar 18,16% dan pada tahun 2022 Jawa Barat ikut menyukseskan program dari pemerintah pusat.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengatakan kedelai lokal saat ini, salah satunya kedelai Jawa Barat memiliki peluang yang besar untuk budidaya karena harga kedelai impor yang sedang meningkat.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Solusi gerakan mempopulerkan kedelai lokal sangat penting dilakukan, yaitu bagaimana meningkatkan produktivitas sehingga produksi jauh lebih tinggi dari selama ini.

 

“Lebih baik lagi jika teknis budidaya ditingkatkan, juga sanitasi dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Yang terpenting adalah hasil panen petani sebagian dijadikan benih dan sebagian untuk konsumsi. Jaga kebersihan pasca panen sehingga betul-betul bersih sebelum dimasukkan ke pasar,” ujar Suwandi di Jakarta, Kamis (6/10/2022).

Suwandi menambahkan pola budidaya kedelai yang bisa diaplikasikan adalah monokultur dan tumpang sari. Bahkan banyak petani yang melebarkan pematang sawahnya untuk ditanami kedelai di wilayah sekitar pematang.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

“Di Jawa Barat bisa tumpang sari. Tebu dengan kedelai, jagung dengan kedelai. Untuk lahan kering bisa dengan sistem tumpang sisip sehingga sebelum jagung panen, kedelai sudah cukup tinggi. Banyak pola dan trik untuk tanaman antar musim,” jelasnya.

Perlu diketahui, program kedelai reguler yang berasal dari APBN seluas 52.000 hektar. Jawa Barat diberikan target 13.000 hektar. Jawa Barat mampu memenuhi target dengan jumlah penerima bantuan seluas 13.128 hektar sehingga Jawa Barat berkontribusi terhadap pemenuhan target kedelai program regular sebesar 25,26%. Jawa Barat juga menyukseskan program kedelai dengan pola KUR.

Salah satu sentra produksi kedelai di Jawa Barat adalah Kabupaten Kuningan. Dalam Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani, kemarin Rabu (5/10/2022), Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Ahmad Juber mengatakan budidata kedelai dilakukan dengan konsep pengembangan lahan-lahan marginal seperti bekas galian pasir, tanah GG, perhutani dan lainnya, menjadi lahan produktif atau disebut dengan memuliakan tanah.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Lebih lanjut Ahmad menjelaskan kedelai lokal tidak kalah dengan kedelai impor sehingga ini yang menjadi kata kunci dalam mendorong meningkatkan produksi kedelai lokal untuk memenuhi produksi nasional agar tidak terus ketergantungan kepada kedelai impor.

Dengan begitu, terus mencoba untuk menginovasi dan kolaborasi dengan semua pihak terutama dalam memanfaatkan lahan dan proses pemasaranya dari hulu hilirnya.

“Untuk Kabupaten Kuningan sendiri dalam rangka pemasaran, kita dorong para pelaku usaha home industry untuk dapat membeli dari kelompok tani disekitarnya. Kemudian menyiapkan sumber benih dari hasil penangkaran kelompok yang saat ini sudah kami lakukan di Desa Cibulan Kecamatan Cidahu dan Desa Ciberung Kecamatan Selajambe,” ungkap Ahmad.

Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani

Sementara itu, Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat, Entang Sastraatmaja mengatakan sebagai bangsa yang sangat menyukai tahu dan tempe, kedelai tentu memiliki karisma tersendiri dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Meskipun tidak disebut sebagai komoditas politis dan strategis sebagaimana halnya beras, tapi dari sisi kebutuhan masyarakat kedelai memiliki daya tarik tersendiri sehingga ketersediaan dan keberadaan kedelai harus dapat terjamin dan mendapat jaminan dari pemerintah.

“Agribisnis kedelai benar-benar merupakan peluang yang sangat baik untuk dilakukan. Potensi pasar yang terbuka membuat budidaya kedelai memiliki prospek yang menggembirakan. Tinggal sekarang, bagaimana sentuhan dan kekuatan teknologi mampu memberi perubahan terhadap usaha tani kedelai yang masih terkendala oleh banyak faktor,” tegasnya.

Baca Juga : Halal Bihalal Kementerian Pertanian, Mentan Amran Bicara Cinta Membangun Pertanian Gemilang

“Ayo kita menuju suasana baru dalam membangun agribisnis kedelai yang semakin berkualitas. Tingkatkan produksi dan produktivitas. Cari benih yang berkualitas. Perkuat penyuluhan kedelai kepada para petani. Dengan semangat menanam kedelai, pasti memberi keuntungan,” imbuh Entang.

Didi Supriayadi sebagai Pengusaha Tahu, mengatakan bahwa dengan adanya program bangkit kedelai untuk peningkatan kedelai lokal ini dapat mencukupi kebutuhan kedelai untuk pengrajin tahu tempe di Kabupaten Kuningan. Faktor yang memepengaruhi peningkatan produktivitas kedelai adalah kebersihan sehingga menghasilkan produk yang lebih baik.

"Untuk pengrajin tahu tempe, kedelai lokal lebih bagus dibandingkan impor karena hasilnya yang berupa aci lebih bagus. Diharapkan pasokan kedelai di Kabupaten Kuningan bisa mencukupi kebutuhan pengrajin tahu tempe yang ada di Kuningan,” tutur Didi.

BERITA TERKAIT