RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Ojek Online (Ojol) Day yang dicanangkan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny), diharapkan menjadi pemantik bagi lahirnya budaya memanfaatkan transportasi publik secara massal.
Penerapannya diharapkan tidak hanya di kalangan aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, tetapi dapat meluas ke seluruh masyarakat.
Jika tak ada aral melintang, Ojol Day dimulai pada Selasa (20/9/2022). September. Langkah ini juga menjadi salah satu upaya mengendalikan inflasi yang dipicu sektor energi atau bahan bakar minyak (BBM).
Baca Juga : Optimisme Makassar Menjadi Kota Kreatif UNESCO Berkat Keunikan Coto Makassar
"Jadi Ojol Day ini kita harapkan menjadi awal bagi lahirnya budaya baru di kalangan masyarakat kita. Membudayakan menggunakan transportasi publik. Ojol sebagai langkah awal dan akan diperluas ke transportasi publik lainnya," jelas Danny, Minggu (18/9/2022).
Diketahui, ada sejumlah transportasi publik yang beroperasi di Makassar dan sekitarnya mulai dari becak, pete-pete atau angkot, bentor, Teman Bus, dan Bus Rapid Transit (BRT). Ke depannya, ASN Pemkot Makassar diharapkan menjadi kelompok masyarakat pertama yang membudayakan pemanfaatan transportasi publik minimal sehari dalam sepekan.
Selain pengendalian inflasi, lanjut Danny, manfaat lain dari Ojol Day dapat terjadi pemerataan ekonomi. Sebab, para driver Ojol yang merupakan mitra dari perusahaan platform layanan transportasi menjadi salah satu kelompok masyarakat yang terdampak langsung terhadap kenaikan BBM.
Baca Juga : Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Terima Kunjungan Tim Morula IVF
"Manfaat lainnya dari Ojol Day ini ialah persoalan lingkungan, upaya kita mengurangi emisi karbon kendaraan bermotor. Dan juga pemerataan ekonomi, di mana sektor transportasi yang paling pertama terdampak kalau BBM naik," jelas Danny.
Melalui kebijakan ini, Danny menegaskan akan menjadi titik tolak agar perlahan ASN di lingkup Pemkot Makassar beralih menggunakan moda transportasi publik yang tersedia.
Sebab, menurut Danny, membuat kebijakan diperlukan proses penerimaan. Kebiasaan yang berulang bisa menjadi perubahan perilaku dan menjadi budaya baru.
Baca Juga : KALLA dan Pemkot Makassar Teken MoU Revitalisasi Taman Hasanuddin
"Inilah titik tolaknya, pelan-pelan ASN maupun Laskar Pelangi di Makassar tidak pakai kendaraan pribadi. Paling tidak satu hari saja dulu dalam sepekan, kita pilih hari Selasa," terang Danny.
"Kemudian perlahan meluas ke jasa moda transportasi publik lainnya, ada pete-pete, BRT, ada juga Teman Bus. Setelah ASN kita sasar warga juga nanti, ini adalah persoalan pembiasaan yang harus ada titik baliknya dan inilah saatnya," sambungnya.
Tidak lupa Danny menyampaikan segala masukan dan kritikan yang telah ditujukan kepada kebijakan ini. Baginya, itu adalah bentuk kepedulian terhadap Makassar, khususnya persoalan transportasi.
Baca Juga : Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Makassar Hadiri ASITA Business and Travel Fair
"Tentunya masukan dan kritik kita apresiasi. Itu adalah bentuk kecintaan dan perhatian untuk Makassar dan dunia transportasi. Kita lihat dulu penerapannya lalu kita evaluasi dan sempurnakan," tuturnya.