Jumat, 16 September 2022 16:27
Ilustrasi.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan produksi pangan melalui penggunaan benih unggul hingga intervensi sampai kepada penanganan pascapanen.

 

Benih unggul dan penanganan pascapanen yang baik berbasis teknologi modern dinilai merupakan kunci utama dalam keberhasilan budi daya untuk memperoleh produksi yang tinggi dengan kualitas dan harga jual yang tinggi pula.

Leader Team Propaktani Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Ugi Sugiharto, mengatakan benih bermutu adalah benih yang baik dan benar dan memiliki tiga kriteria pokok, yaitu baik secara genetik, fisik dan, fisiologis. Selain itu, kata dia, penggunaan teknologi pascapanen yang modern dapat menekan losses saat panen sehingga meningkatkan produksi dan kualitas hasil panen memiliki nilai jual tinggi.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

"Dalam rangka meningkatkan produktivitas, salah satu faktornya adalah benih karena benih adalah kunci kehidupan, benihnya bagus berarti hasil pertanamannya bagus. Benih dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan produktivitas dengan syarat varietas sesuai dengan agroekosistem setempat, benih terjamin mutunya, tepat waktu tanam dan lokasi, tersedia, mudah diakses dan harga terjangkau kemudian benih tersebut harus bersertifikat," ujar Ugi dalam acara Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani Episode 626 yang di selenggarakan Ditjen Tanaman Pangan, Kamis (15/9/2022).

 

Hadir pada webinar ini, Rahmad Iqbal Nurkhalish selaku Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang menekankan pentingnya perencanaan pengembangan pertanian tanaman pangan melalui pendekatan sistem pertanian organik dan korporasi petani. Penerapan sistem pertanian ini sebagai laboratorium budi daya yang penggunaan benih unggu hingga penanganan pascapanen modern.

"Kita saat ini mendesain terkait dengan pengembangan tanaman pangan dengan sistem pendekatan kawasan dengan integrated farming yang merupakan salah satu inovasi pertanian untuk menunjang usaha-usaha tani tanaman pangan. Integrated farming di Kabupaten Sigi memadukan jenis-jenis usaha tani dalam satu kawasan baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan," paparnya.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

"Kita juga melibatkan teman-teman peternakan untuk dalam pengembangan kawasan di sektor peternakan, melibatkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk memfasilitasi dari aspek stabilisasi harga, Dinas PUPR terkait dengan jaringan irigasi dan air bersih di wilayah tersebut, dan Dinas Koperasi untuk mengembangkan koperasi berbasis pertanian sehingga menghasilkan sistem pertanian berkelanjutan,” lanjutnya.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengatakan Kementan tengah melakukan gerakan-gerakan untuk meningkatkan produktivitas dan pengembangan padi organik. Penggunaan benih unggul merupakan input produksi yang paling utama untuk digunakan petani hingga sampai kepada penerapan penanganan pasca panen yang modern untuk menekan kehilangan panen.

"Padi organik itu ada tahapannya melalui proses dan jarang yang instan. Syaratnya lahannya harus bebas dari bahan yang berbahaya apalagi airnya harus bebas dari bahan-bahan kimiawi, tidak ada pestisida persiapan lahan, budi dayanya maupun panen dan pascapanen harus sertifikasi supaya bisa masuk di pasar dalam dan luar negri dengan standar tertentu organiknya untuk melalui proses," terang Suwandi.