Kamis, 01 September 2022 15:55
Penghargaan yang diserahkan IRRI kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Foto: Istimewa)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Pihak International Rice Research Institute (IRRI) meluruskan perihal penghargaan yang diserahkan IRRI pada 14 Agustus 2022 dan diterima langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Jakarta.

 

Pemberian penghargaan itu sempat dipertanyakan Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, saat rapat kerja Komisi IV bersama Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (31/8).

Sudin di forum mempersoalkan teknis dan proses pemberian penghargaan dalam bentuk plakat. Menurutnya, pembuatan plakat penghargaan itu dilakukan di Indonesia, dan karena hal tersebut, memunculkan persepsi negatif karena dianggap tidak serius dan hanya akal-akalan semata.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Perwakilan IRRI untuk Indonesia, Hasil Sembiring, mengatakan pembuatan plakat sudah melalui mekanisme panjang dan juga pertemuan berkali-kali sejak beberapa tahun lalu. Hasilnya, IRRI memutuskan untuk membuat plakat di Indonesia karena mempertimbangkan efisiensi dan mengonvensinya melalui sertifikat plakat.

 

"Saya tidak mengerti apa yang diributkan DPR (Sudin). Saya perlu kasih tahu bahwa diskusi pembuatan sertifikat ini prosesnya berbulan-bulan dan sudah melalui pertemuan berkali-kali. Bahkan, terkhir Dirjen IRRI, Jean Balie, diskusi langsung dengan Pak Menteri (Syahrul Yasin Limpo)," kata Hasil dalam keterangannya, Kamis (1/9/2022),

Berikutnya, lanjut Hasil, pembuatan plakat di Indonesia juga didasari pada kondisi dunia yang saat ini mengalami pandemi Covid-19 sehingga membuat kantor IRRI memutuskan work from home (WFH). Atas berbagai pertimbangan itulah IRRI membuat plakat sertifikat di Indonesia.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

"Mengingat dari sisi waktu dan praktisnya maka kita buat di Indonesia," ucapnya.

Perlu diketahui, rombongan IRRI termasuk Dirjen IRRI, Jean Balie, menginap di hotel Jakarta dengan membayar sendiri. Bukan itu saja, tiket pesawat sampai tes PCR juga merogoh kocek sendiri.

"Hanya mobil saja yang dipinjamkan karena menghormati sebagai tamu, apalagi beliau diundang jadi rasanya sangat tidak layak jika Indonesia tidak memberi fasilitas mobil jemputan. Menurut saya hal begini tak perlu dibicarakan dan dibahas apalagi di sidang DPR. Apakah tidak ada isu lain yang lebih penting," jelasnya.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementan menggandeng IRRI untuk mengembangkan varietas padi bernutrisi tinggi sebagai salah satu upaya bersama dalam mengatasi stunting atau kurang gizi kronis. Hasilnya, Kementan sudah mengeluarkan varietas yang bernama Inpari Nutri Zinc. Varietas tersebut mampu memproduksi 6,3 ton per hektare gabah kering giling (GKG).

Beras varietas ini juga terbukti mengandung zinc sebesar 34,5 persen yang artinya lebih tinggi dari varietas non-nutrisi yang kandungan zinc-nya hanya 20 persen.